Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sujud Syukur, Sujud Tilawah, dan Sujud Sahwi (Pengertian, Tatacara, dan Do'a)

Materi PAI: Sujud Syukur, Tilawah Dan Sahwi - Tata cara bersujud adalah menempelkan tujuh anggota badan, yakni dahi, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung jari kedua kaki. Sujud juga hendaknya dilakukan dalam posisi pinggul lebih tinggi dari kepala. Baca juga materi iman kepada Nabi dan Rasul

Sujud
Sujud

Ada sebagian pandangan yang menganjurkan bersujud berdasarkan sifat-sifat sujud Nabi saw yang bersumber dari berbagai hadis. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut;

a. Menempelkan dahi dan hidung di lantai

b. Meletakkan kedua tangan di lantai sejajar dengan pundak dan telinga

c. Merapatkan jari-jari tangan dan menghadapkannya ke arah kiblat

d. Mengangkat kedua lengan serta membentangkan keduanya sehingga jauh dari lambung. Khusus untuk perempuan, ada sebagian ulama yang menyunahkan untuk merapatkan kedua tangannya ke ketiak.

e. Menempelkan kedua lutut di lantai

f. Merenggangkan betis dengan paha dan merenggangkan paha dengan perut

A. SUJUD SYUKUR

Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan ketika mendapat kenikmatan, keselamatan, kebahagiaan ataupun terhindar dari musibah. Hukum sujud syukur adalah sunah. Salah satu hadis yang menjadi dasar sujud syukur adalah

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرَ يَسُرُّهُ خَرَّ سَاجِدًا ِللهِ. (رواه الخمسة إلا النسائى)

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Bakrah ra., bahwasanya Nabi saw apabila datang sesuatu yang menggemberikan kepadanya ia tunduk dalam keadaan bersujud kepada Allah.” (HR. lima Imam Hadits kecuali an-Nasaa’i).

Cata Cara Sujud Syukur

Berdiri menghadap kiblat

Niat sujud syukur bersamaan takbiratul ihram

Sujud satu kali dan membaca do’a sujud syukur

Duduk seperti duduk tasyahud akhir kemudian mengucapkan salam.

Dalam sujud syukur boleh tidak berwudhu terlebih dahulu dan tidak dalam keadaan bersih dari hadas dan najis, namun harus tetap menutup aurat.

Bacaan Sujud Syukur:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

“Subhanallah walhamdu lillaahi wa laa ilaha illallahu wallahu akbar wala haula wala quwaata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim”

Artinya: “Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, dan tiada kekuatan serta daya upaya kecuali atas izin Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung.”

B. SUJUD TILAWAH

Sujud tilawah dilakukan setelah membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah (ayat-ayat yang menganjurkan pembacanya untuk bersujud).

Ayat yang  termasuk ayat-ayat sajdah dalam Al-Qur’an ada 15:

Jumlah ayat sajdah ada lima belas, yaitu:

1. Al-A’raf : 206

2. Ar-Ra’d : 15

3. An-Nahl : 49

4. Al-Isra’ : 109

5. Maryam : 58

6. Al-Hajj : 18

7. Al-Hajj : 77

8. Al-Furqan : 60

9. An-Naml : 26

10.  As-Sajdah : 15

11.  Shad : 24

12.  Fushshilat: 38

13.  An-Najm : 62

14.  Al-Insyiqaq : 21

15.  Al-‘Alaq : 19

Ketentuan sujud tilawah:

Sujud tilawah dapat dilakukan di dalam shalat ataupun di luar shalat. Apabila dilakukan di dalam shalat, orang yang shalat  langsung sujud ketika bacaannya sampai pada ayat sajdah, kemudian berdiri lagi dan melanjutkan bacaan jika masih ada. Kalau imam yang membaca ayat sajdah tidak sujud, maka tidak disunahkan makmum sujud.

Bila dilakukan di luar shalat:

Berdiri menghadap kiblat

Niat sujud tilawah bersamaan takbiratul ihram

Sujud satu kali dan membaca do’a sujud tilawah

Duduk seperti duduk tasyahud akhir kemudian mengucapkan salam.

Ketika sujud tilawah, hendaklah membaca doa:

سَجَدَ وَجْهِيْ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ

“Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo samahu, wa bashorohu bi khaulihi wa kuuwatihi fatabarakallahu ahsanul kholiqin.”

Artinya: “Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, dan yang memberi pendengaran dan penglihatan, Maha berkah Allah sebaik-baiknya pencipta.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Hakim, Tirmidzi dan nasai)

C. Sujud Sahwi

Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena lupa sehingga menambah atau meninggalkan bagian shalat atau ragu dalam jumlah rakaat shalat. Adapun cara sujud sahwi ada dua macam, yaitu sebelum salam dan sesudah salam.

Berikut bacaan sujud sahwi

سُبْحَان مَنْ لاَّ يَنَامُ وَلاَ يَسْهُوْ

“Subhāna man lā yanāmu wa lā yashū”

Artinya, “Mahasuci Zat yang tidak lupa dan tidak tidur,”

1. Sujud sahwi yang dilakukan sebelum salam

Sebelum salam langsung takbir dan sujud dua kali.

▪ Bacaan duduk antara dua sujud seperti antara dua sujud seperti biasa.

Setelah sujud yang kedua langsung salam.

Sujud sahwi dilakukan sebelum salam apabila:

Meninggalkan sunah ab’adh contoh tasyahud awal.

▪ Kekurangan rakaat shalat.

Ragu, contohnya jumlah rakaat.

2. Sujud sahwi yang dilakukan setelah salam

Setelah salam langsung takbir dan sujud dua kali dan salam lagi.

Dilakukan apabila ada kelebihan. Contoh shalat subuh 3 rakaat, melakukan sujud 3 kali pada satu rakaat.

=======================

Catatan:

Apabila imam salah dalam hitungan rakaat atau yang lainnya, maka hendaknya makmum mengingatkan imam dengan bacaan: subhanallah bagi laki-laki atau menepuk punggung tangan bagi wanita.

Apabila shalat kurang rakaatnya. Contoh shalat maghrib 2 rakaat dan dia ingat atau diingatkan setelah salam, maka ia berdiri lagi untuk menyempurnakan 1 rakaat yang tertinggal serta ada tasyahud dan salam.

Apabila lupa mengenai jumlah rakaat contohnya antara 3 atau 4, maka tetapkan 3 rakaat kemudian tambah 1 rakaat lagi kemudian sebelum salam melakakukan sujud sahwi 2 kali.

Apabila seseorang meninggalkan niat atau takbiratul ihram maka batal shalatnya.

Jika yang tertinggal itu selain niat dan takbiratul ihram dan ditinggalkan secara sengaja, maka batallah shalatnya.

Jika rukun tertinggal secara tidak sengaja, dan dia sudah berada pada rakaat berikutnya maka rakaat yang ketinggalan rukunnya tadi itu dianggap tidak ada, dan dia harus mengganti dengan rakaat yang berikutnya.

Dan jika ia belum sampai pada rakaat berikutnya, maka ia wajib kembali kepada rukun yang ketinggalan tersebut, kemudian dia kerjakan rukun itu.