Ringkasan Materi Seni Budaya Kelas 11
materi seni budaya kelas 11 semester genap
Materi Pembelajaran Tingkat SMK /SMA
Rangkuman Materi Kelas Xi Mata Pelajaran Seni Budaya
By Ebit setiawan 21.03 11 comments
PENGANTAR
Pada dasarnya, pelajaran seni rupa untuk kelas XI adalah lanjutan materi di kelas X. soal – soal yang akan dibuat sebenarnya adalah “percampuran” dari Pelajaran kelas X dan XI (semester 1). Berikut adalah rangkuman dari materi kelas X dan XI (Semester 1) semoga dapat membantu kalian dalam belajar Mata Pelajaran Seni Budaya. Sukses untuk kalian.
Penulis
A. SENI RUPA
a. Apresiasi Seni
Apresiasi berasal dari Bahasa Latin, Appretiatus yang artinya penilaian/penghargaan.
Apresiasi dilihat dari Bahasa Inggris, Appreciate, yang artinya menentukan atau menunjukkan nilai, atau menilai, melihat bobot karya, menikmati kemudian menyadari kepekaan rasa dan menghayati.
Mengapresiasi artinya berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap segi-segi di dalamnya, sehingga secara sadar mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya.
Apresiasi Seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada pembuatnya.
Secara umum, Apresiasi dapat diartikan sebagai kesadaran menilai lewat penghayatan suatu karya seni.
Kegiatan Apresiasi yaitu melakukan pengamatanm pemahaman, penilaian atau mengevaluasi serta mengkritik.
Kegiatan seni adalah kegiatan yang berbeda dengan kegiatan manusiawi yang lain, karena mempunyai sifat yang khusus dan istimewa.
Kegiatan seni merupakan kegiatan member kesan tentang dunia disekitar kita lewat sentuhan – sentuhan artistik dan estetik/seni dan keindahan pada ciptaan yang ada.
Proses apresiasi terbentuk dari dua kemungkinan, yaitu Afektif dan Kreatif. Proses apresiasi afektif terjadi apabila pengamatan seni cepat mengalami empati dan rasa puas.
Proses apresiasi kreatif terjadi apabila pengamat seni sadar dalam melakukan penghayatan dan penilaian serta menggunakan aspek logika dalam menentukan nilai suatu karya seni.
Apresiasi kreatif dapat didefinisikan sebagai proses aktif dan kreatif sehingga secara efektif pengamat dapat memahami nilai seni, yaitu untuk mengalami pengalaman estetik.
Dalam proses apresiasi kreatif dapat melalui beberapa tahapan khusus, antara lain :
1. Pengamatan objek karya seni
Menurut Verbeek, pengamatan bukanlah mengunakan satu indra saja, melainkan pemberdayaan seluruh pribadi. Yang artinya: ketajaman pengamatan seseorang tergantung pada pengetahuan pengetahuan, pengalaman, perasaan, keinginan dan anggapan seseorang.
Pengamatan terhadap objek/hasil karya seni merupakan pengamatan terhadap suatu objek yang terdiri atas totalitas yang penuh arti.
2. Aktivitas fisiologis
Tindakan nyata untuk melakukan sesuatu
3. Aktivitas psikologis
Terjadinya persepsi sampai dengan evaluasi kemudian timbul interpretasi imajinatif dan dorongan berbuat kreatif
4. Aktivitas penghayatan
Terjadinya sebuah perenungan terhadap sebuah objek
5. Aktivitas penghargaan
Terjadiya sebuah evaluasi terhadap objek. Evaluasi dapat berapa saran dan kritikan
Dalam proses penciptaan karya seni, seorang seniman atau kreator seni harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Konsep/gagasan
Konsep/Ide datang dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
a. Ide datang lebih awal
Ketika seniman telah memiliki ide tertentu, langkah selanjutnya baru menentukan media, teknik dan penyelesaian ide
b. Ide datang setelah melihat media
Ketika seniman menemukan ide setelah mengamati media. Bentuk ditemukan dari media yang ada sebagai bentuk frontal (Shape)
2. Teknik
adalah cara yang digunakan dalam membuat karya, hal ini terkait dengan media yang dihadapi dan dikerjakan
3. Corak atau gaya
setiap daerah memiliki bentuk yang berbeda dari ragam hias dan teknik penyelesaian karya
4. Keunikan atau ciri khusus
yang dimiliki antar daerah dan bangsa berbeda-beda
b. Unsur – Unsur Seni Rupa
a. Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus, tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring, patah-patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain. Kesan lain dari garis ialah dapat memberikan kesan gerak, ide, simbol, dan kode-kode tertentu, dan lain sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain diterapkan guna mencapai kesan tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel, megah ataupun juga agung. Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan yang ditimbulkannya, dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan warna-warnanya.
b. Bidang dalam seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk dari hubungan beberapa garis. Bidang dibatasi kontur dan merupakan 2 dimensi, menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran Bidang dasar dalam seni rupa antara lain, bidang segitiga, segiempat, trapesium, lingkaran, oval, dan segi banyak lainnya
c. Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut, contohnya lemari. Lemari hadir di dalam suatu ruangan bukan hanya sekedar kotak persegi empat, akan tetapi mempunyai nilai dan peran yang lainnya.
d. Ruang dalam arti yang luas adalah seluruh keluasan, termasuk di dalamnya hawa udara. Dalam pengertian yang sempit ruang dibedakan menjadi dua, yaitu ruang negatif dan ruang positif. Ruang negatif adalah ruang yang mengelilingi wujud bentuk, sedang ruang positif adalah ruang yang diisi atau ditempati wujud bentuk.
e. Warna merupakan unsur penting dan paling dominant dalam sebuah penciptaan karya desain. Melalui warna orang dapat menggambarkan suatu benda mencapai kesesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya. Warna dapat dikelompokkan berdasarkan jenis warna, sifat warna, dan makna warna.
1) Jenis warna
Dalam sistem Prang (The Prang System), warna dalam hal ini adalah pigmen yang dapat dikelompokkan sebagai jenis-jenis warna sebagai berikut :
- Warna primer, yaitu tiga warnapokok yakni merah, biru, dan kuning.
- Warna sekunder / biner, yaituperpaduan antara 2 warna primer
- dan menghasilkan warna hijau,jingga dan ungu.
- Warna intermediate, yaitu percampuran antara warna primer dengan warna sekunder, menghasilkan warna kuning hijau,hijau-biru, biru-ungu, merah-ungu,merah-jingga, dan kuning-jingga.
- Warna tertier, yaitu percampuran antara warna sekunder dan warna
intermediate dan menghasilkan sebanyak 12 warna.
- Warna quarterner, yaitu pencampuran warna intermediate dengan warna tertier dan menghasilkan sebanyak 24 warna.
Lingkaran Warna
2) Sifat warna
Sifat warna dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : hue, value, dan
intensity.
- Hue
Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari
suatu warna, seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat, ungu, jingga, dan warna lainnya. Perbedaan antara merah dengan biru, atau merah dengan kuning adalah perbedaan dalam hue.
- Value
Value adalah istilah untuk menyatakan gelap terangnya warna atau harga dari hue. Untuk mengubah value, misalnya dari merah normal ke merah muda dapat dicapai dengan cara menambahputih atau mempercair warna tersebut hingga memberi kesan terang. Dan untuk memberi kesan gelap misalnya merah tua dapat dicapai dengan menambah hitam. Value yang berada dipertengahan disebut middle value dan yang berada di atas middle value disebut high value, sedang yang berada dibawahnya disebut low value. Value yang lebih terang dari warna normal disebut tint dan yang lebih gelap disebut shade. Close value adalah value yang berdekatan atau bersamaan dan kelihatan lembut dan terang.
- Intensity
Intensity atau chroma adalah istilah untuk menyatakan cerah atau
suramnya warna, kualitas atau kekuatan warna. Warna-warna yang intensitasnya penuh nampak sangat mencolok dan menimbulkan efek tegas, sedang warna-warna yang intensitasnya rendah nampak lebih lembut.
Berdasarkan paduan warna (colour scheme), warnadapat dibagi dalam tiga tipe yakni
* Warna monokromatrik adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan satu warna, misalnya urutan dari merah tua sampai ke merah yang paling muda.
* Warna Complementer, yaitu dua warna yang berlawanan dalam kedudukan berhadap-hadapan, memiliki kekuatan berimbang, misalnya kuning kontras ungu, biru kontras jingga, dan merah kontras hijau.
* Warna analogus adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan beberapa warna, misalnya urutan dari biru, biru kehijauan, hijau, hijau kekuningan, dan kuning.
3) Makna Warna
Sebagaimana unsur desain yang lain, warna juga mempunyai makna yang berbeda, antara lain sebagai berikut :
- Merah mempunyai makna api, panas, marah, bahaya, aksi, gagah, berani, hidup, riang dan dinamis.
- Putih mempunyai makna suci, mati, bersih, tak berdosa, dan jujur.
- Kuning mempunyai makna matahari, cerah, sukacita, terang, iri, dan benci.
- Kuning emas mempunyai makna masyhur, agung, luhur, dan jaya.
- Coklat mempunyai makna stabil dan kukuh.
- Jingga mempunyai makna masak, bahagia, senja, riang, mashur, dan agung.
- Biru mempunyai makna tenang, kenyataan, damai, kebenaran, kesedihan dan setia.
- Hijau mempunyai makna dingin, sejuk, tenang, segar, mentah, pertumbuhan, dan harapan.
- Merah muda mempunyai makna romantis, dan ringan.
- Ungu mempunyai makna kekayaan, berkabung, bangsawan, mewah, berduka cita, dan mengandung rahasia.
- Hitam mempunyai makna tragedi, kematian, duka, kegelapan, gaib, tegas, dan dalam.
Pemaknaan warna dipengaruhi oleh aspek budaya setempat. Pemaknaan warna yang terkait dengan warna sebagai simbol, di masing-masing daerah atau wilayah, akan berbeda, sesuai dengan pemaknaannya dalam budaya setempat.
Contoh :
bendera tanda adanya kematian, di Indonesia berbeda sesuai daerah setempat. Di Yogjakarta, bendera merah, di Jakarta – kuning, di Sulawesi – putih, di Sumatera – merah, dan sebagainya.
Di negeri China, warna merah berarti Cinta, sedangkan di Indonesia berarti marah atau berani.
4) Kombinasi Warna
Cara menyusun atau memadukan dua warna atau lebih dalam sebuah komposisi
- Kombinasi Warna yang harmonis
Kombinasi antara warna-warna yang serumpun, letaknya berdekatan dengan lingkaran warna. Misalnya : hijau tua dengan hijau muda.
- Kombinasi warna yang kontras
Kombinasi antara warna-warna yang berlawanan letaknya dalam lingkaran warna. Misalnya : Hijau dengan Merah
- Kombinasi warna analog
Dua atau tiga corak warna yang berdekatan letaknya dalam lingkaranan warna. Misalnya : Biru, Ungu, Merah
5) Penggunaan Warna
- Cara Heraldis (pengertian dan contoh sudah dijabarkan dalam MANKNA WARNA)
- Cara Murni, penggunaan warna secara lebih bebas. Misalnya Pohon dicat warna merah, Kuda dicat warna hijau,dll
- Cara Naturalis, penggunaan warna sesuai dengan aslinya yang terdapat pada alam. Misalnya : warna daun adalah hijau
f. Tekstur
Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun semu. Suatu permukaan mungkin kasar, mungkin juga halus, mungkin juga lunak mungkin juga kasap atau licin dan lain-lain. Ada dua macam tekstur yakni tekstur nyata dan tekstur semu, sebagai berikut :
1) Tekstur nyata
Tekstur nyata adalah tekstur fisik suatu benda secara nyata yang dikarenakan adanya perbedaan permukaan suatu benda. Misalnya tekstur wool berbeda dengan kapas, kain sutera berbeda dengan plastik, dan lain sebagainya. Tekstur ini dapat dikelompokkan dalam tekstur alam, tekstur buatan dan tekstur reproduksi. Tekstur alam adalah tekstur yang berasal langsung dari alam, misalnya daun, kulit kayu, permukaan batu, dan lainnya. Tekstur buatan adalah tekstur yang tercipta dari susunan benda-benda alam, seperti tikar (dari daun yang disusun), goni (dari pasir dan kertas). Sedangkan tekstur reproduksi adalah tekstur yang dibuat melalui reproduksi benda yang sebenarnya, misalnya wallpaper.
2) Tekstur semu
Tekstur semu adalah tekstur yang terlihat saja berbeda tetapi bila diraba ternyata sama saja. Tekstur ini hadir karena adanya unsur gelap terang atau karena unsur perspektif.
Selain nilai raba pada suatu permukaan, tekstur juga dapat menimbulkan kesan berat dan ringan. Sebuah kubus dari besai yang berat bila dibagian luarnya dilapisi dengan karton maka akan memberi kesan ringan dan kosong.
c. Karya Seni berdasarkan jenis matra (dimensi)
- Dwi Matra, karya seni rupa berbentuk datar atau dua ukuran (panjang dan lebar) yang hanya dapat dipandang dari arah depan saja. Misalnya : gambar,lukisan,dll
- Tri Matra, karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi, dan volume yang dapat dipandang dari berbagai sisi atau arah pandang. Misalnya : patung, keramik, seni bangunan (arsitektur)
d. Karya Seni berdasarkan teknik pembuatannya
- Handmade (buatan tangan)
- Masinal (dikerjakan oleh mesin)
- Komputer
e. Karya Seni berdasarkan tujuan pembuatannya
- Karya seni murni sebagai media berekspresi, rekreasi, terapi, dan komunikasi
- Karya seni terapan diciptakan untuk tujuan fungsional
f. Karya Seni berdasarkan Aliran – Alirannya
- Naturalisme
Aliran ini merupakan suatu aliran seni rupa yang mengutamakan kesesuaian dengan keadaan mahluk hidup, alam, dan benda mati sebenarnya. Contoh yang paling terlihat adalah pada lukisan potret diri, pemandangan alam, atau landscape.
- Realisme
Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan biasanya memprihatinkan dan sedang bergejolak di dunia atau suatu tempat tertentu. Contoh aliran seni rupa ini antara lain melukiskan kemiskinan, kesedihan, atau peristiwa yang memilukan.
- Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh khayal, atau petualangan para pahlawan purba. Juga banyak menampilkan berbagai perilaku dan karakter manusia yang dilebih lebihkan.
Para pelukis ini antara lain Eugene delacroik (1798-1963), JeanBaptiste Camille Corot (1796-1875) dan Rousseau (1812-1876). Gaya inijuga berkembang di Jerman, Belanda, dan Perancis.
- Impresionisme
Aliran ini dalam dunia seni rupa berawal dari ungkapan yang mengejek pada karya Claude Monet (1840-1926) pada saat pameran di Paris tahun
1874. Karya ini menggambarkan bunga teratai dipagi hari yang ditampilkan dalam bentuk yang samar dan warna kabur dan olehsebagian kritikus seni disebut sebagai “impresionistik “, suatu lukisanyang menampilakan bentuk yang sederhana dan terlampau biasa.
- Ekspresionisme
Adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasanakesedihan, kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan ekspresif.
Salah seorang pelukis yang beraliran Ekspresionisme adalah Vincent
van Gogh (1853-1890). Lukisan lukisannya penuh dengan ekpresi gejolak jiwa yang diakibatkan oleh penderitaan dan kegagalan dalam hidup.salah satu lukisannya yang terkenal adalah “Malam Penuh Bintang“(1889), yang mengekpresikan gairah yuang tinggi sekaligus perasaan kesepian.
- Kubisme
Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak).
Pada tahun 1909 berkembang aliran kubisme Analistis yang mengembangkan konsep dimensi empat dalam seni lukis. Dan dimengerti sebagai konsep dimensi ruang dan waktu dalam lukisan. Pada setiap sudut lukisan terlihat objek yang dipecah-pecah dengan posisi waktu yang berbeda. Sedangkan Kubisme Sintetis, pelukisannya disusun dengan bidang yang berlainan yang saling tumpang dan tembus.
- Konstruksifisme
Aliran seni ini awalnya berkembang di Rusia penggagasnya antara lain
Vladimir Tattin, Antoine Pevsner, dan Naum Gabo. Gaya ini mengetengahkan berbagai karya seni berbentuk tiga dimensional namun
wujudnya abstrak. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan modern seperti besi beton, kawat, bahkan plastik.
- Abstrakisme
Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas
pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam.
Kadinsky dan PietMondrian marupakan sebagian perupa beraliran abstrak ini. Seni Abstrak ini pada dasarnya berusaha memurnikan karya seni, tanpa terikat dengan wujud di alam.
- Dadaisme
Adalah gerakan seni rupa modern yang memiliki kecendrungan menihilkan hukum–hukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari berbagai karya lukisan, patung atau barang tertentu dengan menambahkan unsur rupa yang tak lazim sebagai protes pada keadaan sekitarnya, seperti lukisan reproduksi lukisan “Monalisa “ karya
Leonardo da Vinci tetapi diberi kumis, atau petusan laki-laki diberi dudukan dan tandatangan, kemudian dipamerkan di suatu galeri.
- Surealisme
Adalah penggambaran dunia fantasi psikologis yang diekspresikan secara verbal, tertulis maupun visual. Bentuk-bentuk alam dideformasi, sehingga penuh fantasi dan di luar kewajaran.
- Elektisisme
Yaitu gerakan seni awal abad ke- 20 yang mengkombinasikan berbagai
sumbergaya yang ada di dunia menjadi wujud seni modern. Banyak yang menjadi sumber inspirasi dari gaya seni ini. Antara lain, gaya seni primitive sejumlah suku bangsa di Afrika, karya seni pra-sejarah, seni Amerika Latin, gaya esetik Mesir Purba, dan Yunani Kuno.
Tokoh-tokoh seni yang menerapkan gaya ini antasra lain Picasso (disamping sebagai tokoh Kubisme), Paul Gaugguin, Georges Braque, Jean Arp, Henry Moore, dan Gabo.
- Posmodernisme
Istilah seni ini umumnya disebut seni kontemporer yaitu mengelompokan
gaya-gaya seni rupa yang sezaman dengan pengamat atau yang menjadi kecenderungan popular dan dipilih oleh para seniman dalam rentang lima puluh tahun terakhir hingga sekarang.
Gaya ini sering diartikan sebagai aliran yang berkembang setelah seni modern. Jika dalam seni modern lebih memusatkan kepada ekspresi pribadi dan penggalian gaya baru, dalam seni Posmodern ungkapan seni
lebih ditekankan kepada semantika (makna rupa) dan semiotika (permainan tanda rupa).
g. Tokoh Seni Rupa (Pelukis)
· Golongan pelukis yang menggambarkan bentuk – bentuk alamiah dan kepersisan visual yang mewakili kelompok naturalism dan realisme. Pelukisnya terdiri dari: S.Sudjono, Sudarso, Dullah, Wardoyo, Wahdi, Basuki Abdullah,dll
· Golongan pelukis yang menampilkan kesadaran subyektif (ekspesionisme) pelukisnya antara lain : Krisna Mutajab, Zaini, Popo Iskandar, dll
· Golongan pelukis yang menampilkan bentuk – bentuk abstrak non figuratif. Pelukisnya adalah : Fajar Sidik, Aming Prayitno, Umi Dakhlan, dll
· Golongan pelukis yang menampilkan bentuk – bentuk dekoratif. Pelukisnya antara lain : Suparto, Widyat, Mulyadi W, dll
h. Seni Kriya Batik
Seni kriya batik yang berkembang pada masa sekarang merupakan kelanjutan seni kerajinan batik sebelumnya. Daerah-daerah perkembangan batik di Jawa Barat masa sekarang terdapat di daerah Cirebon.
Dalam pembuatan batik, kita mengenal ada empat cara pembuatannya, yaitu dengan cara ditulis dengan canting yang biasa di sebut dengan batik tulis, dengan cara di cetak dengan cap disebut batik cap, dengan cara diikat dengan tali/benang dinamakan batik ikat atau jumputan dan dengan cara dicetak dengan screen yang kemudian kita namakan batik cetak atau batik printing.
Pembuatan motif pada batik tulis, dibuat dengan cara memberikan malam dengan alat canting/kuas ke atas permukaan kain yang telah digambar sebelumnya. Sedang pemberian motif pada batik cap dibuat dengan menggunakan cap atau stempel logam yang permukaannya telah diberi malam lalu dicetakkan pada permukaan kain. Pemberian motif pada batik printing dibuat dengan cara mencetakkan larutan napthol yang telah dikentalkan ke atas permukaan kain dengan menggunakan alat rakel.
Sedangkan pemberian motif pada batik ikat, motifnya diikat-ikat dengan tali
plastic atau benang hingga menjadi motif yang diinginkan. Proses berikut adalah pencelupan kain ke larutan naptol, garam warna dan air pembilas. Khusus untuk batik printing langsung dicelupkan kelarutan garam warna. Untuk menghasilkan warna batik yang baik proses pencelupannya harus diakukan berulang-ulang.
Proses selanjutnya disebut proses pelorotan malam. Caranya kain yang telah selesai pada proses pencelupan, dicelupkan kembali ke dalam air panas yang telah diberi bubuk soda abu atau soda ASH.
Benda-benda pakai yang dihasilkan dari kerajinan ini adalah kain, selendang, taplak meja, sprei, sarung bantal, hiasan dinding, gorden dan lain-lain. Bahasan berikut adalah penjelasan tentang bahan, peralatan dan tahap-tahap dalam pembuatan karya batik tulis. Untuk lebih jelasnya silahkan Anda perhatikan dengan saksama.
· Tahap pembuatan gambar motif
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah kain katun, pola gambar atau mall, pensil 4B-5B, dan meja kaca. Pembuatan gambar
motif pada kain, dapat dicapai dengan menjiplak pola / mall yang telah disiapkan atau bias juga dengan cara menuliskan langsung di atas kain.
Untuk menghasilkan gambar motif yang baik penulisannya dilakukan di atas meja kaca. Bila kain yang hendak digambari banyak lilin / kotor maka kain harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Hal ini dimaksud agar dalam proses pencelupan nanti warna mudah menyerap.
· Tahap pemberian malam
Dalam tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu :
§ Kain, jenis kain yang digunakan untuk membatik adalah jenis kain yang bahan bakunya terbuat dari kapas (katun) atau sutera, misalnya kain blacu, poplin, birkolin, santung, prima, premisima, vealisima, linen, dan sutera.
§ Malam, malam untuk membatik terdiri atas malam lowong (warnanya
kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang
kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang liat),dan malam putih / paraffin (sifatnya rapuh, dan mudah retak).
§ Canting, canting yang digunakan untuk membatik terdiri dari canting cecek (lubangnya kecil), canting klowong (lubangnya sedang) dan canting nembok (lubangnya besar).
§ Peralatan penunjang, alat penunjang yang digunakan dalam tahap ini adalah kompor kecil, kenceng, panci, dan lainnya.
· Tahapan pemberian warna pada batik tulis
§ Pemberian warna rapid
Pemberian warna rapid dilakukan dengan cara menyapukan warna rapid ke bagian-bagian gambar yang diinginkan. Fungsi warna ini hanya sebagai variasi agar batik lebih menarik. Larutan rapid dibuat dengan cara mengaduk rapid dengan minyak TRO hingga kental, kemudian diberi air dingin dan diaduk kembali hingga merata. Perbandingannya adalah 1 sendok makan rapid : 2 sendok minyak TRO : 1 gelas besar air dingin.
§ Proses pencelupan
§ Proses pencelupan dalam membuat batik dilakukan dalam tiga langkah.Pertama pencelupan pada larutan naptol (bak I), kedua pencelupan pada larutan garam warna (bak II), dan ketiga pencelupan pada air pembilas (bakIII). Untuk menghasilkan warna yang memuaskan, proses pencelupan dilakukan berulang-ulang.
§ Tahap melunturkan malam
Untuk melunturkan atau melorotkan malam pada kain batik yang telah
selesai pada proses pencelupan, dilakukan dengan cara memasukkan kain ke dalam bak yang berisi air panas yang telah dicampur soda abu (Soda ASH) dan soda api (costik soda). Proses melunturkannya kain dimasukkan ke dalam bak, diangkat-angkat dengan menggunakan jepitan hingga malamnya lepas dan selanjutnya dibilas dengan air bersih, diperas, dan dianginanginkan.
· Peralatan Membatik
§ Canting
- Canting merupakan alat utama yang dipergunakan untuk membatik.
Penggunaan canting adalah untuk menorehkan (melukiskan) cairan malam agar terbentuk motif batik. Canting memiliki beberapa bagian yaitu:
ü Gagang merupakan bagian canting yang berfungsi sebagai pegangan pembatik pada saat menggunakan canting untuk mengambil cairan malam dari wajan, dan menorehkan (melukiskan) cairan malam pada kain. Gagang biasanya terbuat dari kayu ringan.
ü Nyamplung (tangki kecil) merupakan bgian canting yang berfungsi sebagai wadah cairan malam pada saat proses membatik. Nyamplung terbuat dari tembaga.
ü Cucuk atau carat merupakan bagian ujung canting dan memiliki lubang sebagai saluran cairan malam dari nyamplung. Ukuran beragam tergantung jenisnya. Cucuk tersebut terbuat dari tembaga.Kondisi cucuk harus senantiasa berlubang, kalau tersumbat oleh cairan malam yang sudah mengeras, cucuk dapat dilubangi lagi dengan cara mencelupkan di cairan panas malam, sumbatan keras tersebut akan turut mencair kembali. Sedangkan bila sumbatan belum mengeras maka pelubangannya dapat dipakai dengan bulu sapu lantai.
§ Kuas
Pada umumnya kuas dipergunakan untuk melukis, dalam proses membatik kuas juga dapat dipergunakan untuk Nonyoki yaitu mengisi bidang motif luas dengan malam secara penuh. Kuas dapat juga untuk menggores secara ekspresif dalam mewarnai kain. Anda dapat mempergunakan kuas cat minyak, kuas cat air, atau bahkan kuas cat tembok untuk bidang sangat luas.
§ Kompor Minyak Tanah dipergunakan untuk memanasi malam agar cair. Pilihlah kompor yang ukurannya kecil saja, tidak perlu yang besar. Pembatik tradisional biasanya menggunakan anglo atau keren. Anglo merupakan arang katu sebagai bahan bakar. Kelemahan anglo/keren adalah asap yang ditimbulkannya berbeda dengan kompor yang tidak seberapa menimbulkan asap.
Pilihlah kompor yang ukuran kecil saja, dengan diameter sekitar 13 cm,sesuai dengan besaran wajan yang digunakan. Pemanasan malam tidak membutuhkan api yang cukup besar seperti kalau kita memasak di dapur.
§ Wajan
Wadah untuk mencairkan malam menggunakan wajan, terbuat dari bahan logam. Pilihlah wajan yang memiliki tangkai lengkap kanan dan kiri agar memudahkan kita mengangkatnya dari dan ke atas kompor.
Wajan yang dipakai tidak perlu berukuran besar, wajan dengan diameter kurang lebih 15 cm sudah cukup memadai untuk tempat pencairan malam.
§ Gawangan
Pada waktu membatik kain panjang, tidak mungkin tangan kiri pembatik memegangi kain tersebut. Untuk itu membutuhkan media untuk membentangkan kain tersebut, yang disebut gawangan. Disebut demikian karena bentuknya seperti gawang sepakbola, terbuat dari kayu, agar ringan dan mudah diangkat dan dipindahkan.
Peralatan tersebut di atas sudah cukup memadai untuk kegiatan membatik Anda. Memang di masa lalu ada beberapa peralatan pendukung lainnya seperti saringan, kursi kecil (dingklik) dan lipas/tepas. Tepas diperlukan untuk membantuk menyalakan api arang kayu di anglo/keren.
Sekarang ini dengan adanya kompor, maka tepas tidak diperlukan dalam kegiatan membatik.
§ Nampan
Nampan plastik diperlukan untuk tempat cairan campuran pewarna dan
mencelup kain dalam proses pewarnaan. Pilihlah ukuran nampan yang
sesuai dengan ukuran kain yang dibatik agar kain benar-benar tercelup
semuanya.
§ Panci
Panci aluminium diperlukan untuk memanaskan air di atas kompor atau tungku dan untuk melorot kain setelah diwarnai agar malam bisa bersih. Pilihlah ukuran panci sesuai dengan ukuran kain yang dibatik
§ Sarung tangan
Sarung tangan diperlukan sebagai pelindung tangan pada saat mencampur bahan pewarna dan mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna.
Selama penyiapan warna dan pewarnaan kain, pergunakanlah selalu sarung tangan karena bahan pewarna batik terbuat dari bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan kulit dan pernafasan, kecuali pewarna alami (natural).
§ Sendok & Mangkuk
Sendok makan dibutuhkan untuk menakar zat pewarna dan mangkuk plastik untuk mencampur zat pewarna tersebut sebelum dimasukkan ke
dalam air. Selain itu juga diperlukan gelas untuk menakar air.
i. Seni Kriya Ikat Celup (Tie Dye)
Tie Dye atau ikat celup pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama yaitu menghias kain dengan cara diikat atau dalam bahasa Jawa dijumput sedikit, dengan tali atau karet, dijelujur, dilipat, sampai kedap air, lalu dicelup dengan pewarna batik. Setiap daerah mempunyai nama teknik dan corak yang berbeda. Di Palembang dikenal sebagai pelangi dan cinde, di Jawa sebagai tritik atau jumputan, di Banjarmasin sebagai sasarengan. Di Jawa dan Bali teknik celup ikat ini sering dipadukan dengan teknik batik Dalam celup ikat, penggunaan kain-kain dari serat yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda pula. Kain yang tipis dapat diikat dengan simpul-simpul kecil, sehingga ragam hias yang terbentuk juga lebih padat dan banyak. Makin tebal kain yang digunakan, makan sedikit pula jumlah ikatan yang bisa dibuat, karena simpul akan menjadi terlalu besar dan sulit untuk dikencangkan rapat-rapat. Akibatnya zat pewarna dapat dengan mudah merembes masuk dan menghilangkan corak yang ingin ditampilkan. Oleh karenanya kain-kain yang tebal biasanya menampilkan corak yang besar pula.
Ada berbagai jenis kain yang baik dan banyak digunakan dalam teknik celup ikat, yaitu kain katun dan sutera. Kedua jenis kain ini dengan kemampuan daya serapnya, memudahkan proses pengikatan dan pencelupan. Sementara beberapa jenis kain lainnya, seperti dari bahan rayon atau kain sintetis lainnya, proses celup ikat agak sulit dilakukan karena sifat kain yang terlalu licin, atau keras atau kurang memiliki daya serap.
Banyaknya celupan dan lamanya setiap perendaman tergantung pada hasil warna yang diinginkan. Setelah pencelupan selesai, kain digantung atau ditiskan sebentar agar tetesan cairan pewarna habis. Kemudian ikatan dibuka
dan kain dibentang, maka akan terlihat corak-corak yang terbentuk akibat ikatan yang merintanginya dari pewarnaan. Warna dari corak-corak ini memiliki gradasi warna sesuai dengan rembesan cairan pewarna saat pencelupan.
j. Seni Rupa Murni
Seni rupa murni dalam bahasa Inggris pure art atau fine art adalah cabang seni rupa yang terlepas dari unsur – unsur praktis yang lebih mengkhususkan diri pada penciptaan karya seni berdasarkan kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi.
· Seni lukis salah satu jenis seni murni berwujud dua dimensi pada umumnya dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya.
· Seni patung salah satu jenis seni murni berwujud tiga dimensi. Patung dapat dibuat dari bahan batu alam, atau bahan-bahan industri seperti logam,serat gelas, dan lain-lain.
· Seni Grafis merupakan seni murni dua dimensi dikerjakan dengan teknik cetak baik yang bersifat konvensional maupun melalui penggunaan teknologi canggih. Teknik cetak konvensional antara lain :
- Cetak Tinggi ( Relief Print )
wood cut print, wood engraving print, lino cut print, kolase print
- Cetak Dalam ( Intaglio )
dry point, etsa, mizotint,sugartint
- sablon ( silk screen )
Teknik Cetak dengan teknologi modern, misalnya offset dan digital print.
· Seni keramik termasuk seni murni tiga dimensi sebagai karya bebas yang tidak terikat pada bentuk fungsional
k. Sejarah Seni Rupa Indonesia
Zaman prasejarah juga disebut sebagai zaman sebelum ditemukannya kegiatan tulis menulis yang digunakan untuk mencatat peristiwa – peristiwa penting dalam peradaban manusia.
Suku – suku bangsa di Nusantara pada zaman Prasejarah dikenal sebagai penganut animisme dan dinamisme. Pada awalnya, bentuk - bentuk persemayaman roh nenek moyang tersebut diwujudkan dalam bentuk sederna seperti lingga dan menhir, yaitu tugu batu yang menjulang tinggi berbentuk hingga (tonggak batu berbentuk silinder dengan ujung tumpul).
Dibeberapa tempat ditemukan guratan garis – garis pada menhir yang menyerupai mata, hidung, mulut, tangan, lengan dan kaki. Menhir menurut dugaan para ahli adalah bersemayamnya roh-roh nenek moyang masyarakat purba.
l. Periode Seni Rupa Hindu-Budda
Sejarah peradaban masyarakat Nusantara kemudian dicatat semenjak datangnya agama Hindu melalui pendirian kerajaan – kerajaan Hindu. Pendiri kerajaan – kerajaan bercorak Hindu yang pertama berdiri di Nusantara ini diyakini berasal dari India. Mereka adalah kerabat kerajaan yang enggan tunduk kepada Raja Ashoka pada masa dinasti Chandragupta.
Motif ukuran, selain menggambarkan bentuk, kadang – kadang juga berisi kisah. Antara lain kehidupan para dewa, mitos kepahlawan,dll. Bukti sejarah peninggalannya dapat dilihat pada relief candi Penataran (Blitar), Mendut, Prambanan,dll. relief candi Prambanan menggambarkan cerita kijang mas jelmaan yang terkena panah Sri Rama. Relief candi mendut mengisahkan Dewi Hartiti sewaktu mengasuh anak-anaknya.
Terlepas dari fungsinya, sebagai media penyembahan, patung-patung, relief,dll oleh masa kejayaan Hindu dan Budha memiliki nilai seni yang tinggi dan menjadi bahan kajian hingga sekarang.
m. Periode Seni Rupa Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 14 telah membawa peradaban Arab dan Persia yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam bidang seni rupa, berbagai corak seni yang dibawa oleh penyebar Agama Islam juga mulai masuk dan mengakar dalam kehidupan masyarakat pemeluknya. Seni kaligrafi yang pada awal perkembangannya merupakan bagian dari seni grafis telah berkembang sebagai karya seni yang digunakan dalam berbagai medium.
Pada seni arsitektur,pengaruh Islam sangat jelas terlihat pada bangunan masjid dan makam – makam para tokoh/ulama besar yang tersebar di berbagai tempat seluruh Nusantara. Karateristik arsitektur Islam ini tampak pada bentuk – bentuk lengkungan setengah lingkaran yang terdapat pada pintu – pintu masjid, tiang – tiang penyangga bangunan serta kubah.
n. Periode Seni Rupa Mutakhir Indonesia
Seni rupa mutakhir masih menjadi bahan perbedaan/perdebatan. Hal ini disebabkan eksistensi/keberadaan seni rupa ini masih dianggap bersifat eksperimental dan belum mapan. Seni mutakhir ini adalah seni murni yang lebih banyak mengacu pada konsep dan akibatnya daripada hasil karya secara keseluruhan.
Aliran Happening Art sebagai bentuk proses aktivitas seni yang mampu melibatkan banyak orang dalam proses perwujudannya. Ada pula yang disebut Performance Art dan Intallation Art (seni instalasi). Seni Instalasi kerap dipahami tak lebih dari sekedar pemandangan benda-benda yang dipajang dengan cara yang ganjil
o. Pameran Karya Seni Rupa
· Kegunaan Pameran Seni Rupa di Kelas atau di Sekolah
Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang kesenirupaan, karena kegiatan pameran baik sekali kegunaannya baik bagi siswa, seniman, pengamat seni rupa, maupun bagi perkembangan seni rupa pada umumnya. Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan karya-karyanya kepada masyarakat baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat umum untuk dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik.
· Jenis-Jenis Pameran
Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang ditampilkan, dibedakan menjadi dua, yaitu pameran homogen dan pameran
heterogen. Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan
satu karya seni rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan lain sebagainya.
Pameran heterogen, artinya pameran yang sekaligus menampilkan berbagai jenis karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan dalam satu ruang pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan.
Pameran seni rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan pendidikan seni rupa di sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen,
karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam mulai dari lukisan, patung, ukiran, keramik, karya kerajinan, dan karya seni rupa lainnya. Pameran berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil, pameran
dapat dibedakan ke dalam :
- Pameran perorangan atau pameran tunggal
- Pameran kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau
satu almamater, kelompok seniman dalam satu aliran dan kelompok
lainnya.
· Manfaat pameran seni rupa di lingkungan sekolah
- Meningkatkan kemampuan berkarya
Dengan adanya pameran, karya-karya para siswa akan dilihat oleh masyarakat sehingga para siswa dituntut untuk menghasilkan karyanya yang terbaik. Di sini akan terjadi persaingan yang sehat dan terarah, dan hal ini menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam berkarya.
- Dapat melakukan penilaian / evaluasi
Pameran merupakan kesempatan bagi guru untuk melihat sejauh mana kemajuan yang dicapai oleh siswanya. Pameran dapat dikatakan menjadi sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kemajuan dan perkembangan yang terjadi pada diri siswa. Sehingga penilaian atau evaluasi ini dapat dimasukan dalam perhitungan nilai rapor.
Penilaian juga dilakukan oleh pihak luar sekolah seperti orang tua siswa atau masyarakat umum yang mengunjungi pameran tersebut. Dari kesan pesan yang mereka sampaikan tentunya dapat memberi gambaran sampai sejauh mana keberhasilan pendidikan seni rupa di sekolah tersebut.
- Sebagai sarana apresiasi dan hiburan
Di samping sebagai sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi, kegiatan pameran dapat dijadikan sebagai sarana apresiasi. Apresiasi di sini dapat diartikan sebagai penikmatan, pengamatan, penghargaan, atau bisa juga penilaian terhadap karya-karya yang ditampilkan.
Penilaian yang dimaksud bukan menilai dengan angka, melainkan suatu proses pencarian nilai-nilai seni, pemahaman isi dan pesan dari karya seni, dan melakukan juga perbandingan-perbandingan terhadap karya seni sehingga nantinya akan didapat sebuah penilaian yang utuh dan komprehensif.
Dalam arti yang luas, kegiatan pameran dapat juga diartikan sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan. Di sini masyarakat dapat merasakan kesenangan atau empati, merasakan suka duka seperti layaknya menonton film atau menyaksikan pertunjukkan musik dan seni lainnya.
- Melatih siswa untuk bermasyarakat
Melaksanakan kegiatan pameran bukanlah kerja perorangan, melainkan kerja kelompok yang melibatkan banyak orang. Jadi, dengan mengadakan pameran seni rupa di sekolah, mendidik para siswa untuk bermasyarakat. Di sini para siswa dapat bekerja sama satu sama lain, melatih untuk menghargai pendapat orang lain, dan dapat pula memberi pendpat terhadap tim kerjanya.
B. SENI MUSIK
a. Pengertian Musik
1. Jamalus (1988)
Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan.
2. Rina (2003)
Musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian.
3. Prier (1991) setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa musik merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.
4. Menurut ahli perkamusan (lexicographer)
Musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada,vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”
5. Musik adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya
b. Vocal adalah musik yang dibunyikan oleh suara manusia, didalamnya termasuk bersiul dan bersenandung. Vocal dibagi menjadi 3 jenis suara, antara lain :
· Jenis suara wanita
Terbagi atas jenis suara wanita tinggi (sopran), suara wanita sedang (mezzo sopran), dan jenis suara wanita renda (alto).
· Jenis suara pria
Terbagi atas suara pria tinggi (tenor), suara pria sedang (bariton) dan suara pria rendah (bass)
· Jenis suara anak – anak
Terbagi atas suara anak – anak tinggi dan suara anak – anak rendah
c. Sejarah Musik Klasik
1. Era Kuno (Antiquity) (- 500)
Lahir tidak hanya dari bangsa Eropa, namun dari Timur Tengah dan Mesir Kuno yang meninggalkan gaya menyanyi silabis dan melismatis hingga kini tetap digunakan di seluruh dunia. Di Era Kuno, Yunani Kuno juga masuk Negara yang ikut mengukir sejarah musik ini. Di Yunani Kuno sudah mengenal penalaan nada, memilih instrumen musik, mencipta modus dan ritme-ritme, Ahli matematik Pythagoras orang pertama yang meneliti perbandingan-perbandingan getaran dawai dan menetapkan urutan nada-nada yang hingga kini menjadi dasar sistem musik diatonik. Romawi Kuno memberikan sumbangan sejarah berupa Tangga nada diatonik (tujuh nada) dijadikan standar menggantikan struktur-struktur kromatik dan enharmonik dari sistem musik Yunani.
2. Era Abad Pertengahan (Medieval Era) 600-1450
Seni untuk pelayanan gereja, musik untuk keperluan ibadat, sebagai alat utama untuk memahami karya-karya Tuhan (menurut ajaran Kristen)
mengembangkan modus-modus gereja sebagai sistem tangga nada yang hingga kini masih digunakan dalam berbagai peribadatan Kristen
Standarisasi dalam berbagai lapangan pengetahuan juga terjadi dalam musik, diantaranya sistem menyanyi SOLMISASI (rancangan Guido d’Arezzo seorang biarawan dan teoretikus musik). Pemimpin gereja Paus Gregorius I mengatur penggunaan lagu-lagu pujian untuk peribadatan gereja yang dikenal dengan Gregorian chant. Gaya polifoni sebagai teknologi komposisi yang menggabungkan dua alur melodi atau lebih memperkaya rasa keindahan musikal dibandingkan gaya monofon sebelumnya dan cikal-bakal harmoni.
3. Era Renaisans (1450-1600)
Berkembang di Italia dan Eropa Utara. Berwatak klasik, pengekangan, menahan diri, dan kalem. Renaisans dapat diartikan sebagai periode dalam Sejarah Eropa Barat dimana manusia mulai melakukan eksplorasi terhadap dunia, baik melalui perjalanan atau penjelajahan ke Timur maupun ke Selatan belahan bumi, tetapi mereka juga gemar mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian. Oleh karena pikiran manusia menjadi semakin bebas, maka musik sekuler mulai muncul dan berkembang pula musik-musik instrumental yang semula kurang mendapatkan tempat di lingkungan tradisi gereja. Tetapi musik gereja tetap sangat penting dan gaya polifonik vokal sangat berkembang pada periode ini. Komposer-komposer terpenting ialah Josquin des Prés, Orlandus Lassus, William Byrd, dan Giovanni Pierluigi da Palestrina.
4. Era Barok & Rokoko (1600-1750) : Musik Terbatas
Ciri – cirinya :
- Melodi cenderung lincah
- Banyak menggunakan ornament
- Ada dinamika keras (forte), lunak (piano)
- Harmoni dua nada atau lebih berbunyi bergantian (polifonik/kontrapunk)
- Bentuk vocalnya disebut Seriosa
Tokoh :
Johann Sebastian Bach
5. Era Klasik (1750-1820)
- Ornament di batasi
- Ada beberapa peralihan tempo accelerando dan ritardando
- Ada peralihan dinamik crescendo dan decrescendo
- Harmoni tiga nada atau lebih bunyi bersamaan (homofonik)
Tokoh :
Wolfgang Amadeus Mozart
6. Era Romantik (1820-1900)
Bersifat ekspresif untuk mengungkapkan perasaan yang subjektif, bukan sekedar untuk keindahan
Ciri – cirinya :
- Tidak ada ornament
- Melodi seakan berkomunikasi
- Harmoni bervariasi
- Penggunaan dinamik dan tempo bervariasi
Tokoh :
Johannes Brahms, Frederic Chopin, Franz Schubert
7. Kontemporer Klasik (Akhir Abad ke 19)
Disebut kontemporer klasik hanya untuk membedakan dengan musik kontemporer. Istilah ini tidak sesuai dengan pengertian sebenarnya. Kontemporer berarti sesuai dengan jamannya. Namun, kenyataannya justru merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan popularitas zamannya.
Sifat musik :
- Impresionis/tidak dibatasi oleh aturan untuk keindahan, atau mengekspresikan perasaan. Namun, lebih sering mengalun sekehendak mood komposernya
- Banyak menggunakan modulasi (perubahan nada dasar)
- Ada perubahan komposisi instrument
- Dinamik dan tempo dengan variasi tak lazim
- Harmoni lepas diri dari system tonal (pengelompokan tingkat akor)
Tokohnya :
Claude Debussy, George Gershwin
d. Jenis-Jenis Musik Populer :
1. Rock
Ciri – cirinya :
- Wilayah nada luas dari nada rendah hingga tinggi
- Kekuatan musik pada dinamika aransemen
- Lagu kadang sulit disenandungkan
- Lirik lagu cenderung ekspresif
- Tempo bisa lambat bisa cepat
- Harmoni bisa sangat rumit
- Beat cenderung keras
2. Jazz
Ciri – cirinya :
- Vocal dan lirik cenderung dianggap bagian dari bunyi instrument, sehingga kesan dukungan melodi dan harmoni terhadap ekspresi sangat kuat
- Harmoni rumit, memiliki tonalitas yang luas, sehingga kadang berkesan sumbang sering terjadi modulasi
- Ritme melodi cenderung improvisasi
3. Dance
Ciri – cirinya :
- Ritme, Melodi, Harmoni Cenderung Sederhana
- Beat Keras, Konstan Dan Bertempo Sedang, Sesuai Untuk Senam Atau Tari
- Lirik Tidak Terlalu Penting Karena Cenderung Untuk Mengekspresikan Gerak, Bukan Perasaan
4. Latin
Ciri – cirinya :
- Beat konstan, dengan berbagai variasi bunyi perkusi, sesuai untuk tari
- Memiliki ciri khas yang bervariasi pada setiap stylenya
- Melodi dan harmoni cenderung sederhana
e. Musik Kontemporer :
Ciri – ciri
- Tekstur warna bunyi bisa heterogen ataupun homogeny
- Notasi musik berupa symbol/tanda yang hanya dimengerti oleh pemusik
- Musik memiliki kecenderungan improvisasi mengikuti mood pemusik
- Bunyi yang dikomposisikan tidak terlalu berasal dari instrument musik
- Musik bisa memiliki melodi atau hanya komposisi ritmis
- Melodi dan harmoni tidak selalu mengikuti system tonal
- Tidak dibatasi pada satu jenis tangga nada
- Tidak terikat pada satu jenis birama
- Dinamik dan tempo bervariasi
Contoh :
Kua Etnika (Djaduk Ferianto) Jogjakarta, Sinten Remen (Djaduk Ferianto) Jogjakarta, Herry Roesly (Jakarta)
f. Klasifikasi Alat Musik Menurut Curt Suchs Dan Hornbostel :
1.
Aerophone
:
Udara atau satuan udara yang berada dalam alat musik itu sebagai penyebab bunyi
Contoh : recorder, seruling, saxsophone
2.
Membranophone
:
Kulit atau selaput tipis yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi
Contoh : gendang, conga, drum
3.
Idiophone
:
Badan alat musik itu sendiri yang menghasilkan bunyi
Contoh : triangle, cabaza, marakas
4.
Chordophone
:
Senar (dawai) yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi
Contoh : piano, gitar, mandolin
5.
Electrophone
:
Alat musik yang ragam bunyi atau bunyinya dibantu atau disebabkan adanya daya listrik
Contoh : Keyboard
f. Pengertian Karawitan
Karawitan berasal dari kata : ka – rawit – an, rawit artinya halus
1. Karawitan menurut arti katanya adalah Kehalusan
2. Karawitan menurut arti luas adalah Musik
3. Karawitan menurut arti khusus adalah seni suara gamelan yang berlaraskan pelog slendro
g. Pengertian Suara, Desah, dan Nada
1. Suara (Swabawa) : Sesuatu yang kita ketahui sumber bunyinya
2. Desah : Sesuatu yang tidak kita ketahui sumber bunyinya
3. Nada : Suara yang tertentu dan mempunyai jumlah getaran
tiap detik
h. Laras
1. Menurut arti khususnya, Laras adalah : Enak didengar/indah
2. Menurut arti luasnya, Laras adalah : Urut-urutan nada dalam satu gembyangan yang tertentu tinggi rendahnya dan tertentu banyaknya.
Menggembyang adalah bila kita menabuh dengan dua kanan kiri bersama dengan atara 4 nada (mengapit)
Contoh : 123561
Laras Gamelan Jawa memiliki 5 Nada
Satu Gembyangan (1 Oktav) adalah 1200/Centi suara
Tiap satu nada yang satu dengan yang lain mempunyai nada antara atau yang biasa disebut Sruti/Interval
Untuk mencatat suatu seni suara dalam karawitan, digunakan Titi Laras atau Titi Nada
i. Titi Latas/Titi Nada
Dibagi menjadi 2
1. Titi Laras berdasarkan laras:
Adalah titi laras tidak ditentukan oleh frekwensi (banyaknya getaran tiap detik) tetapi ditentukan oleh unda usuk atau perbandingan
Menurut Ki Hajar Dewantara, tonika yang dipergunakan sebagai dasar adalah : 1 2 3 4 5 1 untuk laras Pelog dan Slendro, beliau menamakan titi laras “Sari Swara”
Menurut Bpk. Mahyar Kusumadinata (Bandung) cara membaca titi laras adalah : do ; mi ; na ; ti ; la.
2. Menurut R T Wreksodiningrat membuat system titi laras berdasarkan bilahan gamelan, yaitu : 1 2 3 4 5 6 7
Cara ini dinamakan Sistim KEPATIHAN. Cara ini masih dipergunakan sampai sekarang
Sistim Kepatihan, meliputi :
a) Menabuh Gamelan, meliputi :
- Cara menabuh
- Pembagian tugas tiap ricikan
- Koposisi gending/lagu
- Catatan titi laras gending
b) Seni Suara
- Lagu dolanan
- Tembang/sekar
- Gerong/bawa
j. Gamelan
Ricikan Gamelan adalah satuan dari alat-alat gamelan yang ditabuh
Ricikan Kendang adalah Sebuah Kendang
Nama-Nama Ricikan Gamelan :
1. Rebab
Hanya satu jenis saja. Untuk keperluan dua perangkat gamelan pelog dan slendro dibutuhkan dua buah rebab (satu untuk slendro dan satunya untuk pelog)
2. Kendang
Ada 4 macam, yaitu :
a. Kendang Ageng/Kendang Gendhing dengan diameter 45 cm
b. Kendang Wayangan dengan diameter 40 cm
c. Kendang Batangan (Kendang Ciblon) dengan diameter 33 cm
d. Kendang Ketipung dengan diameter 25 cm
3. Gender Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :
- Satu untuk gender Slendro
- Satu untuk gender Pelog Nem
- Satu untuk gender Pelog Barang
4. Gender Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :
- Satu untuk gender Slendro
- Satu untuk gender Pelog Nem
- Satu untuk gender Pelog Barang
5. Bonang Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :
- Satu ricikan bonang barung Slendro
- Satu ricikan bonang barung Pelog
6. Bonang Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :
- Satu ricikan bonang barung Slendro
- Satu ricikan bonang barung Pelog
7. Saron Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
8. Saron Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
9. Demung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
10. Slentem
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
11. Kenong
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 10 pencon kenong
- 5 Pencon kenong slendro, yaitu bernada : 2 3 5 6 1
- 5 Pencon kenong pelog, yaitu bernada : 2 3 5 6 7
12. Kempul
Tiap gamelan mempunyai kempul komplit slendro/pelog 10 buah
- 5 buah laras slendro
- 5 buah laras pelog
13. Ketuk dan Kempyang
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah ketuk dan 2 buah kempyang. Untuk ketuk slendro larasnya 2, untuk ketuk pelog larasya 6
14. Clempung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah clempung, yaitu :
1 untuk laras slendro dan 1 untuk laras pelog
15. Siter
untuk gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2
bentuknya seperti clempung, namun bentuknya lebih kecil
16. Siter Penerus
untuk gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2, Bentuknya lebih kecil lagi. Nadanya 1 oktav lebih kecil dari siter
17. Gambang
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah gambang, yaitu gambang slendro dan gambang pelog
18. Suling
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah suling, yaitu suling slendro dan suling pelog
19. Gong
Gamelan Slendro dan Pelog mempunyai 3 buah gong
k. Pengertian Dalam Gamelan
1. Gamelan Seperangkat
Gamelan laras slendro atau pelog yang komplit ricikannya
2. Gamelan Sepangkon
2 Perangkat gamelan Slendro dan Pelog
3. Gangsa
Gamelan yang dibuat dari bahan tembaga dicampur dengan timah
4. Sengganen
Gamelan yang dibuat dari bahan plat-plat besi atau kuningan
5. Wilahan
Bagian dari ricikan gamelan yang dibuat dari logam atau kayu yang berbentuk bilah
6. Plangkan
Bagian dari ricikan gamelan yang dibuat dari pada kayu yang dapat diperinci sebagai berikut
a. Rancakan :
Plangkan pada bonang dan kenong
b. Pangkon :
Plangkan pada demung, saron barung dan penerus
c. Grobokan :
Plangkan pada gender dan slentem
d. Gayor :
Plangkan untuk menggantungkan kempul dan gong
7. Pluntur
Tali – tali pada gender, bonang, slentem, dan lain-lain
8. Klante
Tali-tali pada kenong, kempul dan gong
C. SENI TARI
a. Pengertian Tari
- Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta
- Soedarsono menyatakan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis yang indah
- Soeryodiningrat menyatakan bahwa tari merupakan gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari
- Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh
b. Unsur Pokok Tari
1. Gerak
Elemen pokok tari adalah gerak. Rudolf Laban pakar tari kreatif menyatakan bahwa gerak merupakan fungsional dari Body ( gerak bagian
kepala, kaki, tangan, badan), space (ruang gerak yang terdiri dari level, jarak, atau tingkatan gerak), time (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan sikap, posisi, dan kedudukan), dinamyc (kualitas gerak menyangkut kuat,lemah, elastis dan penekanan gerakan).
Berpijak kepada pendapat di atas, tari terdiri dari unsur gerak sebagai
unsur utama, ruang, waktu, dan tenaga. Fungsi gerak yang dihasilkan oleh
tubuh manusia pada dasarnya dapat dibedakan menjadi gerak keseharian,
olah raga, gerak bermain, bekerja, dan gerak sehari-hari. Pada khususnya,
tari lebih menekankan kepada gerak untuk berkesenian, di mana gerak dalam tari merupakan gerak yang sudah distilisasi atau distorsi.
2. Motif Gerak Tari
3. Motif Gerak Tari Berpasangan Atau Kelompok
4. Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi, ruang dalam tari mencakup semua gerak yang diungkapkan oleh seorang penari terbentuk melalui perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat dan ruang gerak penari itu sendiri.
Ruang bersentuhan langsung dengan penari. Ruang gerak penari merupakan batas paling jauh yang dapat dijangkau penari. Di sisi lain,
ruang menjadi salah satu bentuk dari imajinasi penari dalam mengolah ruang gerak menjadi bagian yang berpindah tempat, posisi dan kedudukan.
5. Tenaga
Ruang gerak penari tercipta melalui desain. Disain adalah gambaran yang jelas dan masuk akal tentang bentuk/wujud ruang secara utuh. Bentuk ruang gerak penari digambarkan secara bermakna ke dalam; desain atas dan disain lantai (La Meri: 1979: 12). Ruang gerak tari diberi makna melalui garis lintasan penari dalam ruang yang dilewati penari. Gerak tari yang diperagakan menunjukan intensitas gerak yang dapat menjadi salah satu indikasi. Tenaga yang diwujudkan oleh gerakan berhubungan dengan kualitas gerak. Hal ini dapat tercermin pada tenaga yang disalurkan oleh penghasil gerak dalam mengisi gerak menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, dan menjadi anti klimak dari tensi dan relaksasi gerak secara keseluruhan.
6. Ekspresi
Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam aktivitas pengalaman seseorang, selanjutnya dikomunikasikan pada penonton/pengamat menjadi bentuk gerakan jiwa, kehendak, emosi atas penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri penari ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan, desakan jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).
7. Iringan Tari
Iringan dan tari adalah pasangan yang serasi dalam membentuk kesan sebuah tarian. Keduanya seiring dan sejalan, sehingga hubungannya sangat erat dan dapat membantu gerak lebih teratur dan ritmis. Musik yang dinamis dapat menggugah suasana, sehingga mampu membuat penonton memperoleh sentuhan rasa atau pesan tari sehingga komunikatif. Musik dalam tari memberi keselarasan, keserasian, keseimbangan yang terpadu melalui alunan keras-lembut, cepat-lambat
melodi lagu. Pada dasarnya tari membutuhkan iringan sebagai pengatur
gerak.
c. Tari Berdasarkan Konsep Garapan
1. Tari Tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan-aturan tertentu. Dalam kurun waktu yang telah disepakati, aturan baku diwariskan secara turun menurun melalui generasi ke generasi. Tarian jenis ini telah mengalami perjalanan cukup panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat. Tari jenis ini biasanya memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari atau style yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama. Tari-tarian tradisional yang dilestarikan oleh generasi pendukung biasanya sangat diyakini atas kemasyalakatannya. Masyarakat yang mau terlibat di sini ikut andil dalam melestarikan tari tradisional melalui rasa tanggung jawab dan kecintaan yang tidak bisa dinilai harganya. Masyarakat yang bersangkutan memandang bahwa tarian jenis ini menjadi salah satu bentuk ekspresi yang dapat menentukan watak dan karakter masyarakat yang mencintai tarian tersebut. Dengan demikian tergambar perangai, kelakukan dan cermin pribadinya.
a) Tari Primitif
Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tarian ini lebih menekankan tari yang memuja roh para leluhur. Pada jaman ini jenis tarian ini sudah mulai tidak kedengaran lagi gaungnya.
b) Tari Rakyat
Tari-tarian yang disebut pada bab ini adalah tarian yang hingá kini berkembang di Daerah yang bersangkutan. Masalah pembagian apakah
termasuk fungsi dan peran yang dimiliki tidak diperhitungkan.
- Aceh dan Sumatra Utara kental imbas pengaruh Melayu. Ciri dan
bentuk tari lebih dekat ke rumpun tari Melayu. Pengaruh agama Islam yang kuat. Gerakan tarinya lincah dan gesit,namun tidak ekspresif. Pakaian menutup semua anggota badan (aurat) dan iringan menggunakan alat musik sederhana dengan tepukan tangan sebagai pelengkap instrument.
Misalnya : Daerah Sumatra Utara (Sumut) tari Tor-tor gerak merapatkan dan mengembangkan ke dua telapak tangan sambil bergerak di tempat dan geser kaki, Tari Cawan dengan membawa cewan di atas kepala. Tari Serampang Dua belas dengan gerak berpasangan muda mudi yang sedang berdendang. Tari Manduda, Tari Kain, Tari Andungandung, Tari Angguk, Tari Tari Mainang Pulau Kampai, Tari Baluse, Tari Tononiha, Tari Terang Bulan, Tari Pisu Suri, Tari Baina, Tari Tari Barampek, Tari Basiram Tari Bulang Jagar, Tari Buyut Managan Sihala, Tari Cikecur, Tari Kapri, Tari Karambik dll.
- Bali
Mempunyai sifat gerak dan iringan yang mengesankan. Gerakan tari tegas dan ekspresif. Semua anggota badan digunakan untuk mengekspresikan makna dan misi tari sehingga terkesan sakral.
Penari Pria menggunakan celana panjang sampai lutut yang dibalut kain warna cerah atau kotak – kotak hitam putih, dan ikat kepala atau kuluk bersulam benang emas. Penari wanita menggunakan kebaya panjang, berbalut selendang sampai dada dan memakai hiasan kepala
- Sulawesi
Didominasi oleh penari wanita yang memiliki perwatakan lembut. Iringan kontras menggebu-gebu terutama instrument gendang yang dimainkan oleh seorang penari. Pakaiannya baju kurung dan ikat pinggang keemasan.
- Jawa dan Sunda
Teknik tari Jawa dan Sunda meliputi hal-hal sebagai berikut :
§ Semangat bathin yang member kekuatan gerak, daya tahan dan kemantapan ekspresi
§ Sadar akan harga diri,yang memancarkan keagungan, kewibawaan, berisi,kepastian,keberhasilan dan kesempurnaan sikap
§ Kemanunggalan lahir bathin, pemusatan kendali ekspresi kepribadian yang bulat
§ Kukuh tak bergeming dari kemantapan, tak goyah atas segala gangguan
c) Tari Klasik adalah tari yang berkembang di kerajaan-kerajaan yang
telah ada di Indonesia. Puncak tari klasik terdapat pada kerajaan di
Indonesia khususnya di yogyakarta, Surakarta, Kasepuhan Cirebon, kerajaanbone, Kerajaan Mataram Kuno, dan Kerajaan Klungkung di Bali.
Tari Non Tradisional adalah tari yang tidak berpijak pada aturan yang sudah ada seperti tari tradisional. Tari jenis ini tari pembaruan. Tari nontradisional lebih mengungkapkan gaya pribadi. Contoh tarinya adalah tari karya Didik nini towok misalnya tari wek-wek, persembahan. Tari karya Bagong Kussudihardjo misalnya tari yapong, wira pertiwi. Karya Wiwik Widyastuti tari cantik, tari karya Abdul rochem tari Gitek balen, tari nandak ganjen karya Entong sukirman dll.
d. Fungsi Tari
a) Tari Sebagai Sarana Upacara
Ciri – ciri :
1. Hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat, sebagai sarana untuk persembahan
2. Sebagai sarana memuja dewa (keagamaan) yang berarti bersifat sakral,
3. Bersifat kebersamaan dan diulang-ulang.
Misalnya :
- Upacara maju perang : Mandau (Kalimantan)
- Upacara panen : tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan tari Manimbon (Toraja)
- Upacara khitanan : tari Sisingaan (Jawa Barat), tari Jaran Buto (Blitar)
- Upacara mengusir roh atau mengusir penyakit : tari Sang Hyang (Bali), tari Mabugi (Toraja)
- Upacara menjemput tamu : tari Reyog Ponorogo, tari Reyog Dodog (Tulungagung), tari Pendet (Bali), tari Cakalele (Maluku)
b) Tari Sebagai Sarana Hiburan
Ciri – ciri :
1. Mood yang bergembira ria
2. Unsur gerak sederhana dan bebas
3. Pakaian bebas
4. Mudah melibatkan peserta lainnya
5. Relatif mudah dipelajari
Contoh :
Tayub (Jawa Tengah & Jawa Timur), Ketuk Tilu (Jawa Barat), Gandrung (Banyuwangi), dll
c) Tari Sebagai Sarana Seni Pertunjukan
Ciri – ciri :
1. Pola garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan
2. Adanya faktor imajinatif/kreativitas
3. Adanya Ide yang mengandung dan mengarah pada bentuk pementasan yang professional
4. Lokasi pementasan berada ditempat yang khusus
Contoh :
Tari Gambyong (Surakarta), Golek (Yogyakarta), dll
e. Beberapa tarian daerah di Nusantara
· Serampang dua belas
Menggunakan irama samba, tempo cepat, teknik tarian ini menunjukkan kelembutan. Yang terasa dalam langkah dan penampakan kaki. Arah geraknya vertikal.
· Jaipongan
Menggunakan irama gendang, pencak sunda. Diperkuat dengan musik tanjidor. Teknik Jaipongan menitik beratkan pada langkah kaki. Gerak pinggul merupakan penyedap.
· Ngrema (rema)
Tarian khas Jawa Timur. Kerincing pada pergelaran kaki adalah khas yang merupakan bagian dari teknik tarian ini. Penari tidak hanya menari namun juga harus menyanyi “blenderan Surabayan”. Tarian ini pada awalnya adalah tari tunggal.
f. Beberapa Koreografer Tari Indonesia
1. S.D. Humardani (1923-1983) Sering dijuluki : Sang pendobrak seni tradisi, sang gladiator, Begawan seni tradisi, budayawan.
Hasil karyanya : Pemadatan Tari Bedoyo, Srimpi Dan Gambyong. Sendratari ronggolawe gugur. Babad Pajang. Sketsa III
2. Tjetje Soemantri (1891 – 1963), pengubah peta tari Sunda.
Hasil karyanya : tari Dewi, tari Anjasmoro, Topeng Menak Jinggo, dll
3. R.I. Sasmito Mardono, mengembangkan tari menak gaya Yogyakarta
Hasil karyanya : tari Golek Ayun-Ayun, Beksan Menak Umarmoyo Umarmadi, dari golek tinembe
4. Bagong Kussudiardjo
Tokoh tari kreasi baru yang telah menciptakan idiom-idiom gerak baru yang lebih mudah menembus perasaan. Selain koreografer, beliau juga sebagai pelukis.
5. Sardono W.Kusumo
Terkenal dengan jenis – jenis tarian yang mencoba menggunakan si penari dengan lingkungan sebagai instrument pernyataan tari. Sehingga beliau paling jauh melangkah mencari bentuk yang baru. Beliau lebih mengutamakan gerak daripada titik- titik henti berupa pose-pose
6. Hurijah Adam
Berasal dari Sumatra. Beliau lebih menekankan pada kreasi music – musiknya. Terutama pada pencak Minang, dan mengolah bungo – bungo pencak menjadi tari
alfian pranata di 18.43
Berbagi
Share This: Facebook Twitter Google+
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
RELATED POSTS:
Praktek Kewirausahaan
Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE … Read More
Liputan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013
Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE … Read More
Matematika Kelas 10 Materi Eksponen dan Logaritma
Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE … Read More
Laporan Prakerin (Praktek Kerja Industri)
v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} … Read More
Rangkuman Materi Kelas Xi Mata Pelajaran Seni Budaya
Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE … Read More
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
11 KOMENTAR:
Unknown11 Mei 2016 pukul 16.20
maNTABB,..!!
Balas
Unknown1 Juni 2016 pukul 06.49
Makasih banyak 😄
Balas
Unknown6 Desember 2016 pukul 18.35
makasih yaa
Balas
erry febriantika14 Mei 2017 pukul 23.45
tq
Balas
Zhilal's Blog27 Mei 2017 pukul 23.17
trima kasih...
Balas
Unknown10 Desember 2017 pukul 01.50
Makasih banyak, ini cukup membantu
Balas
Unknown27 November 2018 pukul 17.31
njay.......lengkap amat.......btw TQ
Balas
Proffesor Hati28 November 2018 pukul 23.24
Nicee
Balas
Unknown1 Desember 2018 pukul 19.36
Good,thanks
Balas
yulianiirma12 Februari 2020 pukul 05.58
mksih atas bantuan materinya
Balas
GEA DE SAGE10 Agustus 2020 pukul 23.41
makasih ya buat materi nya..sangat membantu:)
Balas
Tambahkan komentar
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
Rangkuman Materi Kelas Xi Mata Pelajaran Seni Budaya
PENGANTAR Pada dasarnya, pelajaran seni rupa untuk kelas XI adalah lanjutan materi di kelas X. soal – soal yang akan dibuat sebe...
Materi Ilmu Tajwid
TANDA-TANDA WAQAF DAN WASHAL Waqaf artinya: sebaiknya berhenti. م ( وقفلازم ) harus berhenti ( معا...
Liputan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013
Materi di kelas X : 1. Anekdot 2. Teks Prosedur Kompleks 3. Teks Laporan Hasil Observasi 4. Teks Ekspos...
Praktek Kewirausahaan
PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS XII REKAYASA PERANGKAT LUNAK (RPL) SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SMK NEGERI 1 PURBA...
Makalah Pendidikan Agama Islam Harta Waris
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Syariat Islam menetapkan aturan waris dengan bentuk yang sangat teratur dan adil. Di dala...
Matematika Kelas 10 Materi Eksponen dan Logaritma
Eksponen Eksponen biasanya didefinisikan dengan banyak lipatan dan banyak bidang kertas pada perkalian. 2 N = K...
Makalah Kewarganegaraan Good and Governance
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Materi good governance merupakan salah satu materi yang bertujuan untuk memberikan...
Laporan Prakerin (Praktek Kerja Industri)
BAB I PENDAHULUAN SMK Negeri 1 Purbalingga dalah suatu Lembaga Pendidikan Kejuruan yang mempunyai tugas untuk dapat men...
Persamaan Kuadrat, Fungsi Kuadrat dan Pertidaksamaan
Persamaan Kuadrat, Fungsi Kuadrat dan Pertidaksamaan A. Persamaan Kuadrat Persamaan kuadrat dalam x mempunyai bentuk umu...
Recent Posts
Unordered List
Arsip Blog
► 2018 (1)
► 2017 (4)
▼ 2014 (4)
▼ November (4)
Materi Ilmu Tajwid
Rangkuman Materi Kelas Xi Mata Pelajaran Seni Budaya
Liputan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Kuri...
Matematika Kelas 10 Materi Eksponen dan Logaritma
onowae
Segala Berita
Sabtu, 05 November 2016
Materi Seni Budaya Kelas XI
A. APRESIASI SENI RUPA DUA DIMENSI
Pengertian Apresiasi Seni Rupa Ditinjau dari sisi bahasa, apresiasi berasal dari kata Appreatiatus, bahasa Latin yang berarti pemberian rasa hormat. Ditinjau dari sisi istilah, apresiasi diartikan sebagai suatu proses mendengar, melihat, menghayati, menilai, menjiwai, dan membandingkan, atau menghargai sesuatu. Pengertian Apresiasi Seni Rupa Dikaitkan dengan seni rupa, maka pengertian apresiasi seni rupa dapat didefinisikan sebagai suatu proses mendengar, melihat, menghayati, menilai, menjiwai, dan membandingkan, atau menghargai karya seni dikaitkan dengan segi keindahannya. Dalam buku Seni Rupa terbitan Erlangga, pengertian apresiasi seni rupa adalahkegiatan menilai sebuah karya seni rupa melalui proses pengenalan bobot-bobot seni yang terkandung di dalamnya. Apresiasi seni rupa merupakan pemberian keputusan dan rasa tertentu terhadap karya seni sebagai proses penghargaan pada seorang seniman.
Apresiasi Karya Seni Rupa Apresiasi setiap individu terhadap sebuah karya seni bias berbeda-beda, bergantung denganlatar belakang individu yang menilainya. Adapun secara runur, para kritikus seni umumnya menilai sebuah karya dengan menggunakan 4 pendekatan, yaitu pendekatan ide atau gagasan, kreativitas, gaya perseorangan, dan representasi. Keempat pendekatan tersebut digunakan untuk menilai unsur-unsur seni rupa sehingga secara keseluruhan dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan seberapa besar nilai estetis yang dimilikinya.
Dalam apresiasi karya seni rupa, beberapa tahapan yang dilalui antara lain tahap awal, tahap penghayatan, dan tahap penilaian. Dalam tahap penghayatan, nilai bentuk, isi,norma, dan aliran seni rupa yang dianalisa menggunakan pendekatan mimetik(kesesuaian dengan keyataan yang ada), ekspresif(penilaian ungkapan), struktural(kesatuan utuh), dan pendekatan semiotik (tanda-tanda).
B. UNSUR – UNSUR SENI RUPA DUA DIMENSI
Ada delapan unsur dalam karya seni rupa 2 dimensi, yaitu:
1. Titik
Semua wujud awalnya dihasilkan dari sebuah titik. Dengan kata lain, titik merupakan unsur terkecil dasar seni rupa. Titik juga sering jadi pusat perhatian, apabila berkumpul atau berbeda warna. Titik yang membesar disebut bintik.
2. Garis
Garis merupakan sebuah goresan atau pembatas dari suatu benda, bidang, ruang, warna, texture, dan lain-lain. Garis mempunyai dimensi yaitu memanjang dan mempunyai arah tertentu. Beberapa sifat dari garisyaitu panjang, pendek, tipis, horizontal, vertikal, melengkung, berombak, vertikal, tebal, vertikal, miring, lurus, patah-patah, dan masih banyak lagi. Garis dapat memberikan kesan seperti ide, gerak, simbol, kode-kode tertentu, dan sebagainya. Garis biasa dimanfaatkan dalam desain untuk menampilkan kesan tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kuat kekar.
3. Bidang
Dalam seni rupa 2 dimensi, bidang merupakan unsur seni rupa yang terbentuk dari beberapa garis yang terhubung satu sama lain. Bidang mempunyai dimensi panjang dan lebar. Sehingga kumpulan dari bidang yang saling berhubungan dapat membentuk bangun atau bentuk yang memiliki isi atau volume. Berdasarkan bentuknya, bidang terdiri dari beberapa macam, yakni; bidang geometris, bidang biomorfis atau organis, bidang bersudut, dan bidang tak beraturan. Selain karena kedua ujung garis yang bertemu, bidang juga dapat terjadi karena sapuan warna. Bidang dibatasi kontur, menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran. Bidang dasar dalam seni rupa, yaitu bidang segitiga, segiempat, lingkaran, oval, trapesium, dan segi banyak lainnya.
6.Bentuk
Menurut bahasa,bentuk bisa berarti bentuk plastis (form) atau bangun (shape). Bentuk plastis merupakan bentuk benda yang dapat terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut, misal bufet. Bufet yang ditempatkan dalam sebuah ruangan tidak hanya sekedar kotak persegi empat, tetapi mempunyai nilai dan peran yang lainnya. Sedangkan bangun (shape) yaitu bentuk benda yang hanya polos, sama seperti yang terlihat mata, sekedar untuk menunjukkan sifatnya yang persegi, bulat, ornamental, tak teratur dan sebagainya.
5. Tekstur
Tekstur yaitu sebuah sifat permukaan benda. Sifat permukaan sebuah benda dapat berkesan kasar, halus, kusam, licin, mengkilap, berpori dan sebagainya. Kesan- kesan tersebut dapat kita rasakan dengan penglihatan dan sentuhan atau rabaan. Tekstur terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata yaitu sifat permukaan yang memiliki kesan sebenarnya dirasakan dengan penglihatan mata ataupun rabaan. Sedangkan tekstur semu (maya) yaitu sifat permukaan benda jika dirasakan dengan penglihatan dan rabaan dapat memiliki kesan yang berbeda.
7. Warna
Ada dua pendekatan untuk mempelajari teori warna, salah satunya dengan teori warna berdasarkan pigmen warna atau Goethe, yakni butiran halus warna. Beberapa istilah dalam teori warna pigmen diantaranya;
a) Warna Primer, yakni warna dasar (warna pokok) yang tidak bisa didapatkan dari campuran warna lain. Warna primer ada 3, yaitu merah, kuning, dan biru.
b) Warna Sekunder, yaitu warna yang dihasilakn dari campuran dua warna primer, misal warna ungu, oranye (jingga), dan hijau.
c) Warna Tersier, yakni warna hasil percampuran kedua warna sekunder.
d) Warna analogus, yaitu rentetan warna yang berdampingan letaknya dalam sebuah lingkaran warna, contohnya rentetan dari warna ungu menuju warna merah.
e) Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain- lain.
8. Gelap Terang
Gelap terang di dalam karya seni rupa 2 dimensi memiliki beberapa fungsi, antara lain: menunjukkan kesan ruang atau kedalaman, menggambarkan kesan tiga dimensi pada sebuah benda, dan memberi perbedaan kontras. Dalam karya seni rupa 2 dimensi, gelap terang dapat terjadi karena intensitas warna, atau karena percampuran warna hitam dan putih.
9. Ruang (Kedalaman)
Dalam karya 3 dimensi, ruang dapat dirasakan secara langsung oleh pengamat, contohnya ruangan dalam rumah. Namun dalam karya 2 dimensi, ruang sangat tergantung pada luas bidang gambar. Unsur ruang pada karya 2 dimensi sifatnya semu atau maya. Karena unsur ruang tersebut diciptakan melalui kesan penggambaran yang datar, pipih, menjorok, jauh dekat cembung, dan sebagainya.
2. ALAT, BAHAN, TEKNIK BERKARYA SENI RUPA DUA DIMENSI
1. Alat Dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pembuatan karya seni sering disebut dengan media. Dengan menggunakan sarana atau media yang tepat, kalian dapat menuangkan ide atau gagasan sesuai dengan ekspresi dari dalam diri untuk membuat sebuah karya seni yang baik. Untuk itu, sebelum belajar membuat karya yang baik harus memahami terlebih dulu mengenai bermacam media, sifat dan cara menggunakan serta teknik pembuatan karya. media yang digunakan untuk pembuatan karya seni dua dimensi. Beberapa diantaranya adalah :
a. Pensil
Jenis pensil dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan atau kehitaman karbonnya. Untuk pensil berkode B menandakan jenis pensil lunak dan hitam. Terdiri dari kode B, 2B, 3B sampai 6B, sangat tepat digunakan untuk media menggambar. Untuk pensil berkode H menandakan jenis pensil keras. Terdiri dari kode H, 2H, 3H sampai 6H, sering digunakan untuk menggambar proyeksi.
b. Pensil Arang (Contee)
Terbuat dari sejenis arang halus dan biasa digunakan untuk menggambar potret. Sifatnya hitam pekat dan agak sulit dihapus.
c. Pastel dan Crayon
Dua jenis media ini secara fisik bentuknya hampir sama, sehingga kalian seringkali kali keliru ketika membelinya tetapi sifat dan bahannya tidak sama. Pastel (Oil Pastel) terbuat dari bahan kapur halus yang dicampur tepung warna dan berbasis minyak. Jejak warnanya yang dihasilkan pastel sangat tajam dan kuat serta mempunyai daya lekat yang baik pada kertas. Sedangkan Crayon terbuat dari bahan kaolin (lilin) dengan tepung warna sehingga terlihat lebih mengkilap dan keras.
d. Pena
Alat gambar yang digunakan untuk media tinta. Terbuat dari logam dengan ujung yang bermacam-macam bentuk dan ukurannya.
e. Tinta Bak
Dikenal juga dengan sebutan tinta Cina. Warnanya hitam pekat dan tidak luntur jika kena air. Kemasan tinta bak ini ada yang berbentuk cairan dalam botol dan berbentuk balok-balok kecil (dicairkan dulu sebelum digunakan).
f. Cat
Bahan pewarna ini dibedakan berdasarkan basis pengencernya, yaitu : Cat air (barbasis air).Jenisnya ada 2 yaitu water colour yang bersifat transparan dan poster colour yang bersifat plakat. Cat Minyak (barbasis minyak) Jenis cat ini biasa digunakan untuk melukis diatas kain atau kanvas. Sifatnya tidak mudah kering dan warnanya tahan lama.
g. Kuas
Alat yang digunakan untuk mengoleskan cat keatas kertas atau kanvas. Ukuran bulunya ditandai dengan nomor kode yang tertulis pada gagang kuas. Untuk jenis kuas cat air, bulunya halus dan bentuknya meruncing ketika dicelupkan ke dalam air. Jenis kuas cat minyak, bulunya lebih kasar.
2. Teknik Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi
secara umum semua teknik yang digunakan dalam karya seni rupa dua dimensi adalah sebagai berikut ini :
a. Untuk menggambar atau melukis digunakan teknik garis (linier), aquarel, pointilis, plakat, arsir atau dussel.
b. Untuk grafis digunakan teknik cetak saring (sablon).
c. Untuk seni batik menggunakan teknik tutup-celup
B.SENI RUPA MURNI
Apakah seni rupa murni dan terapan itu? Seni rupa murni adalah seni rupa yang hanya memfokuskan karyanya pada nilai-nilai estetika semata, misalnya lukisan, patung, atau benda benda pajangan. Sedangkan seni rupa terapan adalah seni rupa yang selain memfokuskan karyanya pada nilai estetika juga memperhatikan nilai-nilai praktis dalam penggunaan karya seni tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pada artikel kali ini, kita akan membahas seputar perbedaan seni rupa murni dan terapan tersebut disertai beberapa contoh dan gambar benda benda karya kedua seni rupa ini baik dalam wujud 2 dimensi maupun 3 dimensi. Silakan disimak! Seni Rupa Murni Dan Terapan Seni Rupa Murni dan Terapan Perbedaan mendasar yang ada antara karya seni rupa murni dan terapan terletak pada bagaimana karya tersebut digunakan.
1. Pengertian Seni Rupa Murni
Karya seni rupa murni adalah karya yang benar-benar murni berfungsi sebagai pengindah dan peningkat rasa kesukaan. Penggunaannya hanya terbatas pada pajangan sebagai pemikat ketertarikan manusia. Beberapa contoh seni terapan murni antara lain lukisan, patung, relief, dan kaligrafi.
a. Lukisan
Lukisan dari beragam aliran seni rupa memiliki fungsi yang sama saja. Mereka dibuat hanya sekedar sebagai pajangan untuk memperindah isi suatu ruangan. Terlepas dari itu, karya seni rupa yang satu ini tidak dapat difungsikan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Ini adalah salah satu contoh dari seni rupa modern yang paling sering kita temukan.
b. Patung
Sama halnya seperti lukisan, patung pun hanya dapat dimanfaatkan nilai estetikanya saja. Kadang kali memang ia berguna sebagai ciri khas suatu daerah atau tempat. Namun, kegunaan itu tidak membuat ia tergolong sebagai contoh seni rupa terapan karena nilai estetisnya lebih besar dibandingkan dengan nilai praktisnya.
c. Relief
Pada candi-candi atau bangunan-bangunan lama, kita sering menjumpai adanya pahatan-pahatan dengan pola tertentu. Pahatan-pahatan inilah yang dinamakan dengan relief. Relief merupakan contoh seni rupa murni 2 dimensi. Kegunaannya tak lain hanya sekedar penghias belaka.
d. Kaligrafi
Kaligrafi merupakan seni peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Kita bias menemui karya seni ini di tempat ibadah, kitab suci, atau lukisan-lukisan bernuansa Islam. Sama seperti contoh seni rupa murni lainnya, kaligrafi juga hanya dapat dimanfaatkan nilai estetikanya saja.
2. Seni Rupa Terapan
Lain halnya dengan seni rupa murni, seni rupa terapan selain berfokus pada nilai-nilai keindahan (estetika) juga benar-benar memperhatikan nilai praktis atau kegunaan dari suatu karya dalam menunjuang kebutuhan hidup manusia. Seni ini mengalir dan menyatu dalam benda-benda yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
Adapun beberapa contoh seni rupa terapan antara lain rumah, dekorasi, busana, dan seni kriya. Seni Rupa Murni Dan Terapan
a. Rumah atau Bangunan
Seni arsitektur telah berhasil memadukan kebutuhan manusia akan hunian yang aman dan awet dengan nilai-nilai seni dan keindahan. Kita bisa melihat bagaimana sebuah rumah didesain dengan sangat kokoh sekaligus nyaman untuk ditinggali. Inimerupakan salah satu contoh seni rupa terapan yang paling mudah kita jumpai.
b. Dekorasi
Dalam sebuah acara, dekorasi ruangan memegang peranan penting dalam keberlangsungan sebuah perhelatan. Dekorasi dirancang dengan berpagut pada nilai-nilai estetis sekaligus menunjang bagaimana jalannya acara agar dapat berlangsung dengan baik.
c. Busana
Kain batik dan tenun merupakan bukti karya seni terapan yang dapat kita jumpai sehari-hari. Pakaian yang kita kenakan selain dibuat senyaman mungkin juga dibuat seindah mungkin agar penampilan kita yang mengenakannya terkesan lebih menarik.
d. Seni Kriya
Contoh seni rupa terapan selanjutnya dapat ditemukan pada seni kriya atau kerajinan tangan. Anyaman bambu, peralatan masak dari logam, gerabah, dan batu, atau sepatu dan tas yang dibuat dari bahan kulit merupakan bukti bahwa seni telah menyatu dengan kehidupan kita sehari-hari.
C. Aliran Seni Rupa dan Tokohnya
1. Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme
Aliran naturalisme adalah aliran yang melukiskan sesuatu yang nyata dan alami seperti tampak pada aslinya. Ciri-ciri lukisan naturalisme antara lain:
Lukisan meniru alam dengan sedikit perubahan
Mengutamakan bentuk dan kesamaan objek
Warna, proporsi, dan bentuk sesuai dengan aslinya.
Sekumpulan pelukis aliran naturalis di Indonesia diawali adanya kelompok Moi Indie, antara lain Locatelli, Rudolf Bonnet, Abdullah Soerjo Soebroto, Basoeki Abdullah, Wakidi, Le Mayeur, dan R.M. Pirngadie. Di Indonesia yang menganut corak ini adalah Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom, dan Trubus.
2. Aliran Realisme
Aliran Realisme
Aliran realisme ialah aliran yang berkonsep mengemukakan kenyataan atau sesuatu yang konkret dan bersifat objektif. Di mana segalanya digambarkan seperti apa yang tampak, tidak kurang dan tidak lebih. Aliran ini muncul sebagai suatu protes terhadap adanya aliran yang melebihi kenyataan. Aliran ini sering menampilkan figur-figur dari rakyat biasa. Tidak jauh berbeda dengan aliran naturalisme, yaitu sama-sama menggambarkan objeknya sesuai keadaan yang apa adanya tanpa dibuat-buat, namun perbedaan dengan aliran realis adalah seniman realisme mengambil objek dari kehidupan sehari-hari mereka yang benar-benar real (asli) dan tanpa ilusi. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa untuk memperlihatkan sebuah kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek tertentu.
Tokoh-tokoh realisme ialah: Gustove Corbert, Fransisco de Goya, dan Honore Daumier.
3. Aliran Romantisme
Aliran Romantisme
Aliran Romantisme, yaitu ciri lukisan yang menggambarkan adegan dramatis serta kaya akan perpaduan warna dan kontras. Ciri-ciri lukisan dengna aliran romantisme adalah:
Lebih banyak menampilkan tema-tema kehidupan dunia misteri, cerita romantis, penuh khayal, dan perasaan, petualangan, atau tentang kejadian-kejadian pada masa kuno atau tentang negeri-negeri Timur yang fantastis.
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia.
Lukisan dengan aliran romantisme berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya.
Melukiskan objek yang menyangkut perilaku kehidupan.
Aliran romantisme ditandai oleh kontras cahaya yang tegas, kaya dengan warna, dan komposisi yang sangat hidup.
Aliran romantisme senantiasa memilah dan memilih kejadian-kejadian dahsyat sebagai tema aliran ini lebih menekankan pada bagian emosional dan tingkah laku dan sifat mmanusia daripada sifat yang rasional, lebih mengutamakan kepercayaan dan intuisi, bukan kecerdasan.
Tentang perjuangan, tragedi, cinta kasih. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisannya.
Tokoh aliran ini di Indonesia dipelopori oleh Raden Saleh.
4. Aliran Impresionisme
Aliran Impresionisme
Adalah suatu aliran seni lukis modern yang pertama kali. Impresionisme merombak teknik melukis tradisional kuas tidak lagi disapukan tetapi dicocok-cocokkan, sehingga membentuk bintik-bintik warna. Untuk mencapai efek lukisan digunakan serangkaian warna-warna primer yang dijajarkan sehingga memperoleh kesan warna campuran.
Ciri-ciri lukisan impresionisme antara lain:
Mengutamakan kesan yang dihasilkan dari sudut pandang seniman
Warna yang dilukiskan sebagai kilasan sinar yang cemerlang
Objeknya berasal dari alam sekitar dan dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia penganut aliran ini yaitu Kusnadi, Solichin, dan Afandi.
5. Aliran Ekspresionisme
Aliran Ekspresionisme
Aliran ekspresionisme, yaitu ciri lukisan yang penggambaran bentuknya cenderung ke arah yang menyimpang dari wujud aslinya. Ekspresionisme adalah aliran yang mengutamakan curahan batin seseorang secara bebas. Bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin, Imajinasi, dan perasaan.
Obyek-obyek di lukisan antara lain kengerian, kekerasan, kemiskinan, kesedihan dan keinginan lain dibalik tingkah laku manusia. Lukisan ini merupakan hasil ungkapan sebuah perasaan pelukisnya yang dibuat secara spontan. Ekspresionisme berpangkal pada perasaan subyektif. Kekuatan emosional pelukis dinyatakan dengan distorsi garis, bentuk, dan warna.
Aliran ekspresionisme banyak muncul di Jerman pada abad XX. Bapak ekspresionisme adalah Van Gogh. Tokohnya paling terkenal di Indonesia ialah Affandi, serta pelukis ekspresionisme yang lain seperti Rusli, dan Srihadi Sudarsono juga termasuk Zaini dan Popo Iskandar.
6. Aliran Abstrak
Aliran Abstrak
Aliran abstrak, yaitu ciri lukisan hasil ungkapan batin pelukisnya dengan bentuk penggambaran objek yang tidak dikenali lagi (hanya pelukisnya yang tahu). Abstrak sendiri adalah salah satu jenis kesenian kontemporer yang tidak menggambarkan obyek dalam dunia asli, para senimannya hanya menggunakan warna dan bentuk dalam cara non-representasional. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsure bentuk yang dikurangi porsinya. Hasilnya berupa komposisi garis, bidang, warna, dan unsur-unsur lainnya.
Tokoh aliran Abstrak di Indonesia adalah: Nashar, Fajar Sidik, Ahmad Sadali, Amri Yahya, Handrio, Hans Hartung, Zaini, dan A. D. Pirous.
7. Aliran Klasikisme
Aliran Klasikisme
Aliran klasikisme yaitu ciri lukisan yang penggambaran bentuknya dibuat sedemikian rupa (dengan penggayaan) sehingga terkesan indah dan elok. Tokoh aliran ini adalah Kartono Yudhokusumo dan Amri Yahya.
9. Aliran Pop Art
Aliran Pop Art
Aliran pop Art mula-mula berkembang di Amerika pada tahun 1956, nama aslinya adalah Popular Images. Seni ini muncul karena kejenuhan dengan seni tanpa obyek dan mengingatkan kita akan keadaan sekeliling yang telah lama kita lupakan. Dalam mengambil obyek tidak memilih-milih, apa yang mereka jumpai dijadikan obyek. Bahkan bisa saja mereka mengambil sepasang sandal disandarkan diatas rongsokan meja kemudian diatur sedemikian rupa dan akhirnya dipamerkan.
Kesan umum dari karya-karya Pop art menampilkan suasana sindiran, karikatur, humor dan apa adanya. Di Indonesia yang menganut aliran ini adalah seniman-seniman yang memproklamirkan diri: Kaum Seni Rupa Baru Indonesia.
10. Aliran Optical Art
Aliran Optical Art
Aliran seni rupa Optical Art disebut juga Retinal Art yaitu corak seni lukis yang penggambarannya merupakan susunan geometris dengan pengulangan yang teratur rapi, bisa seperti papan catur. Karya ini menarik perhatian karena warnanya yang cemerlang dan seakan mengecohkan mata dengan ilusi ruang.
Tokoh corak ini salah satunya adalah AT Sitompul.
11. Aliran Trick Art
Aliran Trick Art
Aliran Trick Art merupakan seni lukis dua dimensi dengan menggunakan ilusi visual sehingga terlihat seperti nyata (tiga dimensi). Lukisan sejenis ini pertama dibuat pada 1984 oleh senima Jepang. Kazumane kenju dengan lukisan mural dinding. Lukisan itu akhirnya dapat dinikmati masyarakat luas dan pada 1991 di Museum Trick Art yang berdiri untuk pertama kalinya di dunia.
Pameran Trick Art sendiri di Indonesia pernah diselenggarakan di Grand Indonesia, West Mall lantai 5, yang berlangsung dari 2 Desember 2012 hingga 3 Februari 2013 baru-baru ini.
12. Aliran Surealisme
Aliran Surealisme
Aliran surealisme ialah aliran seni lukis yang menggambarkan sesuatu dari alam mimpi atau alam khayal (imajinasi). Di mana angan-angan dan alam khayal sangat mempengaruhi bentuk lukisan aliran ini. Pelopor Surealisme adalah Joan Miro, Salvador Dali dan Andre Masson. Di Indonesia adalah Sudibio, Sudiardjo, dan Amang Rahman.
Aliran ini cenderung melukiskan hal-hal yang khayal, intuitif atau seperti alam mimpi, sehingga bentuk yang diciptakan tampak aneh. Ciri-ciri lukisan surealisme antara lain;
Tampak banyak unsur fantasi seperti alam mimpi
Banyak mengungkapkan hal-hal yang aneh dan di luar sadar
Ada kaitannya dengan hal-hal kejiwaan.
13. Aliran Kubisme
Aliran Kubisme
Aliran kubisme adalah aliran yang melukiskan sebuah objek lukis ke dalam bentuk geometri (bentuk-bentuk bidang). Pelopor Kubisme adalah Gezanne, Pablo Picasso, Metzinger, Braque, Albert, Glazes, Fernand Leger, Robert Dealunay, Francis Picabia, dan Juan Gris.
Aliran ini menangkap bentuk-bentuk objek alam seolah terdiri dari bidang-bidang geometris atau kubus-kubus yang tersusun baik yang berwujud besar atau kecil. Ciri-ciri lukisan kubisme antara lain;
Memiliki motif persegi-persegi/kubis yang geometris
Penggambaran alam dengan disederhanakan sehingga berkesan seperti bidang atau kubus-kubus
Penciptaan bentuk kubis dihasilkan dari garis-garis atau warna yang bersilangan.
Tokoh pelukis beraliran kubisme antara lain: Pablo Picasso, Paul Cezane (1881-1972).
14. Aliran Klasik
Aliran Klasik
Sebutan kata klasik mengandung pengertian sifat dari suatu hal, keadaan atau kejadian pada masa lalu yang mengalami puncak kejayaan, keunggulan, kehebatan, atau kemasyhuran namun hingga sekarang sifat-sifat itu masih dirasakan atau diakui. Sifat yang demikian itu disebabkan hal, keadaan, atau kejadian yang memiliki nilai atau mutu yang tinggi dan diakui, menjadi tolak ukur kesempurnaan yang abadi.
Aliran ini berkembang pada awal abad ke-19, dan biasanya mengacu pada kebudayaan Yunani dan Romawi. Ciri-ciri seni lukis klasik antara lain:
dibuat berlebihan
indah dan molek, dan
statis dan bersih
15. Aliran Dekoratif
Aliran Dekoratif
Aliran dekoratif adalah seni lukis dengan objek dari berbagai bentuk alam (manusia, bintang, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain) yang digubah secara berlebihan. Aliran ini berciri keindahan bentuk hiasan dalam lukisan. Aliran ini banyak berkembang di Bali.
16. Kaligrafi
Kaligrafi
Kaligrafi ialah objek gambar dengan bentuk susunannya dari huruf atau kata yang digabung gabungkan sehingga membentuk sebuah gambar atau pola tertentu. Di Indonesia kaligrafi pertama kali ditemukan di Gresik, Jawa Timur, yaitu pada makam Fatimah binti Maimun yang wafat pada 495 H/1028 M dan berkembang pesat tahun 1980-an.
Pameran kaligrafi besar, seperti MTQ, Pameran Wajah Islami, dan Pameran Istiqlal, merupakan penanda kejayaan seni kaligrafi Islam ketika itu. Para seniman memakai gaya mereka masing-masing seperti simbolis dan abstrak. Menurut sejarah,kaligrafi Indonesia tidak lepas dari proses akulturasi dengan sejumlah budaya, seperti budaya loka, Persia, dan China. Karena itu, kaligrafi Indonesia tidak bisa dikatakan sama dengan kaligrafi dari daerah lain, karena sudah mempunyai identitas sendiri.
Salah satu tokoh kaligrafi di Indonesia adalah Sirojuddin AR.
Diposting oleh Unknown di 08.58
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2016 (3)
▼ November (1)
Materi Seni Budaya Kelas XI
► Oktober (1)
► September (1)
► 2015 (60)
Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.
About
Privacy
KUMPULAN SOAL
HOME
BANK SOAL
UJIAN ONLINE
USP/USBN/UNBK
Home » Bank Soal , Seni Budaya SMA » Contoh Soal PG Seni Budaya Kelas 11 Semester 1 K13 Beserta Jawaban
Contoh Soal PG Seni Budaya Kelas 11 Semester 1 K13 Beserta Jawaban
Umar Danny
Soal-soal pilihan ganda (PG) Seni budaya Kelas 11 semester 1 kurikulum 2013 (K13) beserta jawaban, berisikan materi yang sama dengan soal essay SBK bagian pertama, yaitu tentang Berkarya Seni Rupa, seperti berapresiasi seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater, dan lain-lain.
Berikut dibawah ini soal PG Seni Budaya kelas xi semester satu dengan kunci jawaban untuk siswa SMA/SMK/MA/MAK/Sederajat, dimulai dari nomor yang pertama...
1. Unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa dua dimensi adalah…
a. koma
b. titik
c. garis
d. tanda seru
e. tada tanya
Jawaban: c. garis
Pembahasan:
Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan memiliki arah serta sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak, dan seterusnya.
2. Aspek yang dianalisis dalam karya seni rupa dengan prinsip estetik, yaitu….
a. keselarasan
b. irama
c. keseimbangan
d. tema
e. penekanan
Jawaban: d. tema
Pembahasan:
Aspek yang di analisis dalam karya seni rupa dengan prinsip estetik yaitu keselarasan (harmony), kesebandingan (proportion), irama (rythme), keseimbangan ( balance), dan penekanan (emphasis).
3. Warna yang merupakan hasil pencampuran kedua warna sekunder adalah pengertian dari….
a. warna sekunder
b. warna primer
c. warna analogus
d. warna tersier
e. warna komplementer
Jawaban: d. warna tersier
4. Arsiran garis pendek untuk mendapatkan gambar….
a. bulu
b. efek 3D
c. melingkar
d. kotak
e. kurva
Jawaban: a. bulu
Pembahasan:
Arsiran dengan dua garis menyilang untuk menghasilkan efek tiga dimensi. Arsiran dengan teknik melengkung untuk mendapatkan bentuk melingkar, arsiran garis pendek untuk mendapatkan gambar bulu.
5. Arsiran dengan teknik melengkung untuk mendapatkan bentuk…
a. bulu
b. efek 3D
c. melingkar
d. kotak
e. kurva
Jawaban: e. kurva
6. Salah satu bentuk pengembangan teknik menggambar adalah seni….
a. Suara
b. musik
c. teater
d. lukis
e. drama
Jawaban: d. lukis
Pembahasan:
Seni lukis salah satu cabang dari seni ruupa, dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
7. Pada masa seni rupa modern setiap karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah…
a. karya salinan
b. edisi terbatas
c. proses cetak
d. karya lukis
e. karya seni
Jawaban: b. edisi terbatas
Pembahasan:
Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, pada masa seni rupa modern masing-masing karya ditanda tangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebutadalah edidi terbatas.
8. Kaligrafi merupakan tulisan indah yang dalam visualisasinya menggunakan tulisan dan huruf…
a. Latin
b. Spanyol
c. Jawa
d. Abjad
e. Arab
Jawaban: e. Arab
Pembahasan:
Apabila dilihat dari asalnya, kaligraf berasal dari arab, dan tulisan yang digunkan itu bahasa arab. Namun tulisan arab itu berkembangnya setelah islam datang pada bangsa arab.
9. Prinsip atau kaidah-kaidah umum yang digunakan dengan menempatkan unsur-unsur fisik disebut unsur…
a. nonfisik
b. seni rupa
c. visual
d. seni kriya
e. karya seni
Jawaban: a. nonfisik
Pembahasan:
Dalam sebuah seni rupa, unsur fisik dapat secara langsung dilihat dan atau diraba, sedangkan unsur nonfisik adalah prinsip atau kaidah-kaidah umum yang digunakan untuk menempatkan unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni.
Baca juga: 15 contoh soal Seni Budaya kelas 12 semester ganjil K13 edisi revisi
10. Dibawah ini yang bukan merupakan cabang-cabang seni adalah….
a. tari
b. suara
c. rupa
d. bela diri
e. peran
Jawaban: d. bela diri
Pembahasan:
1. seni suara (musik) dengan unsur utamanya suara, misalnya: suara manusia (vocal), suara alat musik, dan sebagainya.
2. Seni utama dengan unsur utamanya unsur-unsur rupa.
3. Seni tari dengan unsur utamanya gerak
4. Seni sastra dengan unsur utamanya bahasa
5. Seni peran (leater) disajikan dengan acting meliputi unsur bahasa, gerak, dan music.
Lanjut ke soal nomor 11-20 => Contoh Soal PG Seni Budaya Kelas 11 Semester 1 K13 Beserta Jawaban ~ Part-2
Thanks for reading Contoh Soal PG Seni Budaya Kelas 11 Semester 1 K13 Beserta Jawaban
Previous
Contoh Soal PG Seni Budaya Kelas 11 Semester 1 K13 Beserta Jawaban ~ Part-2
Next
Contoh Soal PAI Kelas 12 Semester 1 Beserta Jawaban ~ Part-12
Related Posts
25 Contoh Latihan Soal Penjaskes Kelas 12 Semester 2 Bab PMS Beserta Jawabannya~Part2
25 Contoh Latihan Soal Penjaskes Kelas 12 Semester 2 Bab PMS Beserta Jawabannya
30 Contoh Latihan Soal Penjaskes kelas 12 Semester 2 K13 Bab Renang Beserta Kunci Jawabannya~Part2
30 Contoh Latihan Soal Penjas Kelas 12 Semester 2 K13 Bab Renang Beserta Kunci Jawabannya
125 Contoh Latihan Soal UP PPG Pendagogik Beserta Kunci Jawaban~Part3
125 Contoh Latihan Soal UP PPG Pendagogik Beserta Kunci Jawaban~Part2
No comments:
Post a Comment
Cari...
GO
Tulisan Terbaru
25 Contoh Latihan Soal Penjaskes Kelas 12 Semester 2 Bab PMS Beserta Jawabannya~Part2
25 Contoh Latihan Soal Penjaskes Kelas 12 Semester 2 Bab PMS Beserta Jawabannya
30 Contoh Latihan Soal Penjaskes kelas 12 Semester 2 K13 Bab Renang Beserta Kunci Jawabannya~Part2
30 Contoh Latihan Soal Penjas Kelas 12 Semester 2 K13 Bab Renang Beserta Kunci Jawabannya
125 Contoh Latihan Soal UP PPG Pendagogik Beserta Kunci Jawaban~Part3
Copyright © 2023 Kumpulan Soal . All rights reserved. Template by CB Blogger
Seni Budaya Kelas XI semester 1
website ini merupakan website yang memuat materi mata pelajaranSeni Budaya untuk Kelas XI semester 1 Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
Welcome..!.Website pembelajaran Seni Budaya kelas XI semester 1
JUMAT, 02 NOVEMBER 2012
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA KELAS XI SEM.1
Seni budaya Kelas XI, Semester 1
SENI RUPA Program IPS,Bahasa
1. Mengapresiasi karya seni kriya
1.1 Mengidentifikasi keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni kriya di wilayah Nusantara
1.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni kriya di wilayah Nusantara
2. Mengekspresikan diri melalui karya seni kriya
2.1 Merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak di wilayah Nusantara
2.2 Membuat karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak di wilayah Nusantara
2.3 Menyiapkan karya seni kriya buatan sendiri untuk pameran di kelas atau di sekolah
2.4 Menata karya seni kriya buatan sendiri dalam bentuk pameran di kelas atau di sekolah
SENI RUPA Program IPA
1. Mengapresiasi karya seni rupa
1.1 Mengidentifikasi gagasan, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa terapan Nusantara
1.2 Menampilkan sikap apresiatif atas keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan Nusantara
2. Membuat karya seni rupa
2.1 Menggambar teknik/mistar
2.2 Merancang karya seni kriya dengan mempertimbangkan fungsi dan corak seni rupa terapan Nusantara
2.3 Membuat karya seni kriya dengan mempertimbangkan fungsi dan corak seni rupa terapan Nusantara
SENI MUSIK
3. Mengapresiasi karya seni musik
3.1 Mengidentifikasi makna dan peranan musik tradisional Nusantara dalam konteks kehidupan budaya masyarakat
3.2 Menunjukkan nilai-nilai dari pengalaman musikal yang terkandung pada musik tradisional Nusantara
4. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik
4.1 Mengembangkan gagasan kreatif serta mengaransir/merancang karya musik dengan menggali beragam proses, teknik, prosedur, media, dan materi musik tradisional Nusantara
4.2 Menampilkan karya musik yang telah diaransir di kelas
5. Mengapresiasi karya seni tari
5.1 Mengidentifikasi jenis, peran, dan perkembangan tari tunggal Nusantara sesuai konteks budaya masyarakat
5.2 Mendiskripsikan unsur estetis tari tunggal Nusantara dari hasil pengamatan pertunjukan
5.3 Mengidentifikasi keunikan tari tunggal Nusantara dalam konteks budaya masyarakat
6. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
6.1 Menyusun sinopsis kreasi bentuk tari tunggal berdasarkan tari Nusantara.
6.2 Menampilkan kreasi bentuk tari tunggal berdasarkan tari Nusantara
SENI TEATER
7. Mengapresiasi karya seni teater
7.1 Mengidentifikasi makna, simbol/filosofi, serta peran teater tradisional dalam konteks kehidupan budaya masyarakat
7.2 Menunjukkan kualitas estetis teater tradisional Nusantara berdasarkan pengamatan terhadap pertunjukan
7.3 Menunjukkan pesan moral (kearifan lokal) teater tradisional Nusantara
8. Mengekspresikan diri melalui karya seni teater
8.1 Mengeksplorasi teknik olahtubuh, pikiran, dan suara
8.2 Merancang karya seni teater kreatif yang dikembangkan dari seni teater tradisional Nusantara
8.3 Menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater
Diposting oleh Adenna_21 di 19.29
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih BaruBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
NO COPAS
No CoPas
ANTI ROKOK
gerakan anti rokok
MY PROFIL
MENGENAI SAYA
Adenna_21
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Siswa Sman 1 cisarua
Lihat profil lengkapku
IKAN
JB
ARSIP BLOG
▼ 2012 (4)
▼ November (4)
BAB 3 Sebi teater (tari)
BAB 2 Seni musik
BAB 1 Seni rupa
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAY...
TRANSLATE
Translate
TV ONLINE
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.